Curhat Cak Munir tentang Maling yang Kembalikan Motornya Setelah Tahu Ia Pembela Rakyat Kecil

Motor itu raib dari halaman parkir KONTRAS, sebelum pindah ke Kwitang, di Jl. Mendut, No. 3, Menteng, Jakarta Pusat.

Editor: Fatimah
IST/ Intisari Online
Cak Munir menyebut motor sebagai simbol masyarakat kecil. 

Apalagi kalau ada mahasiswa atau rakyat dilaporkan diculik.

Baca: MTQ Gayo Lues Dibuka Nanti Malam di Kutapanjang

Tapi kali ini, kumis Cak Munir tak bisa berbuat banyak, karena motornya diculik orang tak dikenal.

 
Kembali Cak Munir membeli Mandra. Maksudnya, Supra 1999.

Pada September 2001, di lokasi yang sama (LBH Jakarta), motor itu diculik juga.

Supra ini diparkir lama lantaran ditinggal tugas ke Papua. Maklum, di Papua banyak orang lenyap tiba-tiba.

Iya, macam lenyapnya Supra Cak Munir.

"Padahal setang dan roda telah dikunci," cerita kelahiran Malang, 8 Desember 1965 ini.

Ajaibnya, Supra yang dicolong itu dikembalikan lagi oleh pencurinya.

Itu setelah diberitakan di koran, si maling yang masih anak muda, kembali sembari menyerahkan duit Rp100 ribu.

Duit ini pengganti kerusakan kunci pengaman yang dirusak paksa. Kebetulan si anak muda, tahu Cak Munir pembela rakyat kecil!

Baca: Ibu-ibu di Abdya Keluhkan ‘Pedasnya’ Harga Cabe Rawit, Melonjak Hingga Dua Kali Lipat

Cak Munir nggak langsung menerima motor dan uang tersebut.

Ia malah menyuruh si anak muda ke bengkel. Si anak muda diminta memperbaiki sendiri kerusakan.

"Eh, dia balik lagi membawa motor. Itu sudah berikut kunci pengaman baru yang rapi," kenang Cak Munir yang dikenal berani.

Lha, orang belum berani menyentuh ABRI, dia geber tindakan aparat yang berlebihan.

Empat bulan dari kejadian itu, motornya kembali diculik dan tidak pernah ketemu lagi.

Baca: Dollar Naik, Pasar Ekspor Kopi Masih Sepi

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved