Luar Negeri
Moon Jae In dan Kim Jong Un Kembali Bertemu, Era Perang Korea Benar-benar Berakhir?
Kedua pemimpin dua negara bersaudara, Korea Utara dan Korea Selatan, bertemu pada hari ini Rabu (19/8/2018) di Pyongyang, Korea Utara.
SERAMBINEWS.COM – Kedua pemimpin dua negara bersaudara, Korea Utara dan Korea Selatan, bertemu pada hari ini Rabu (19/8/2018) di Pyongyang, Korea Utara.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memutuskan melakukan perdamaian dengan menandatangani perjanjian militer bersama.
Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk menghilangkan ancaman serta konflik di Semenanjung Korea.
"Era tanpa perang telah dimulai," kata Presiden Korea Selatan Moon Jae Inmengumumkan pasca pertemuan bersama dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
"Hari ini Korea Utara dan Selatan Selatan memutuskan untuk menghilangkan semua ancaman dari seluruh Semenanjung Korea.”
Dalam perjanjian tersebut, Korea Utara berkomitmen untuk menutup secara permanen pengujian mesin Dongchang-ri dan peluncuran rudal di bawah kehadiran para ahli yang relevan.
Pyongyang juga setuju untuk menghancurkan situs nuklir Yongbyon, yang diyakini digunakan untuk produksi bahan fisil untuk senjata nuklir, menurut klaim Amerika Serikat.

"Hubungan kami akan berubah dan akan semakin baik.”
“Saya berharap dapat berdiskusi kembali bertiga bersama Korea Utara dan Amerika Serikat.”
“Oleh karena itu, kami semua harus terus menunjukkan kepercayaan terhadap satu sama lain dan saya berharap akan ada KTT lain antara kedua negara (Korut dan AS) secepat mungkin."
"Dunia akan melihat bagaimana kedua negara ini kembali bersatu demi mewujudkan masa depan yang baru," kata Kim Jong Un dan membuat semua orang bertepuk tangan.
Diketahui, ini merupakan pertemuan ketiga antara kedua pemimpin negara tersebut. Sebelumnya mereka bertemu di awal tahun 2018 sebanyak dua kali.
Termasuk Kim Jong Un yang datang ke Korea Selatan.
Terakhir, Moon juga mengumumkan bahwa kedua pemimpin akan mengajukan tawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2032.
Baca: Lanjutan Sidang Praperadilan Kasus Irwandi, KPK Serahkan Bukti ke Pengadilan
Baca: Negaranya Dilanda Krisis, Presiden Venezuela Malah Tertangkap Kamera Sedang Makan Malam Mewah
Presiden Korsel Disambut Pelukan Kim Jong Un
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir, Presiden Korea Selatan menginjakkan kaki di ibu kota Korea Utara.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan istrinya, Kim Jung-sook, tiba di Pyongyang pada Selasa (18/9/2018) pagi.
CNN mengabarkan, kedatangan mereka langsung disambut oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Ibu Negara Ri Sol Ju.
Di tengah kerumunan warga sipil yang bersorak-sorai, Kim dan Moon saling berjabat tangan serta berpelukan.
Keduanya dan istri mereka masing-masing kemudian mengobrol sebentar, sebelum kemudian dua anak memberikan rangkaian bunga kepada Moon.
Kunjungan Moon ke Korea Utara akan berlangsung selama tiga hari.
Tak hanya ditemani sang istri, Moon juga membawa rombongan bintang K-pop, pelaku bisnis, termasuk pimpinan Samsung Jay Y Lee.
Meski kedua pemimpin pernah bertemu dua kali, kali ini merupakan yang pertama kalinya sejak 2007 presiden Korea Selatan berkunjung ke Korea Utara.
"Apa yang saya inginkan untuk dicapai adalah perdamaian," kicaunya di Twitter sebelum keberangkatannya ke Pyongyang.
"Bukan perubahan tentatif yang dapat berubah tergantung pada situasi internasional, tapi perdamaian tetap, permanen, dan tak tergoyahkan, terlepas dari apa yang terjadi di arena global," imbuhnya.
Laporan dari KCNA seperti dikutip dari AFP, pertemuan kedua pemimpin negara Semenanjung Korea itu akan menawarkan kesempatan penting untuk mempercepat perkembangan antar-Korea yang mencetak sejarah baru.
Namun, analis justru pesimistis terhadap pertemuan Moon dan Kim kali ini.
"Pertemuan mungkin akan menghasilkan berita-berita yang hangat, tapi sedikit untuk mempercepat upaya denuklirisasi Korea Utara," demikian pernyataan Eurasia Group dalam pernyataan.
Menurut perusahaan konsultan itu, Kim diyakini akan lebih mendorong peningkatan kerja sama Korea Utara-Selatan terutama pada bidang ekonomi.
Terkait rombongan pelaku bisnis yang diajak ke Korut, kantor presiden Korsel menyebut masuknya para pengusaha bukanlah hal istimewa mengingat mereka telah berada di Pyongyang untuk pertemuan antar-Korea sebelumnya.
Baca: FPRB Simeulue Salurkan Donasi Untuk Korban Gempa Lombok
Baca: Kementerian ESDM Buka 65 Formasi untuk CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id, Ini Jurusan yang Dibutuhkan
Kim Jong Un Berjanji Bakal Tutup Situs Uji Coba Rudal
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memberikan komitmennya untuk situs uji coba senjata rudal. Janji itu tertuang dalam deklarasi yang ditandatangani bersama Presiden Korea Selatan ( Korsel) Moon Jae-in di Pyongyang.
Dilansir Sky News Rabu (19/9/2018), deklarasi menegaskan Semenanjung Korea menjadi wilayah yang bebas dari ancaman maupun senjata nuklir.
"Utara telah sepakat menutup situs uji coba mesin rudal Tongchang-ri dan menara peluncurnya di depan pakar dari berbagai negara," kata Moon.
Presiden 65 tahun itu menuturkan, Kim juga bersedia untuk menutup kompleks nuklir Yongbyon.
Namun, dengan syarat Amerika Serikat ( AS) memberi timbal balik.
Kemudian di konferensi pers bersama, Moon berujar Kim siap untuk menjadi Pemimpin Korut pertama sejak era Perang Dunia II yang mengunjungi Seoul.
Tidak hanya itu. Kedua negara juga mempunyai wacana untuk menjadi tuan rumah bersama perhelatan Olimpiade Musim Panas 2032.
Di sektor militer, Moon menyatakan dari pertemuannya dengan Kim, mereka sepakat menghilangkan segala ancaman yang bisa menyulut perang di semenanjung.
Antara lain membentuk komite militer bersama untuk mencari cara bagaimana mengurangi tensi dan mempertahanakan komunikasi.
Korut dan Korsel sepakat untuk melucuti kawasan perbatasan yang dimulai dengan menutup ladang ranjau serta 11 pos penjagaan.
Kesepakatan lain adalah dimulainya upaya bersama untuk mencari di perbatasan para tentara yang tewas selama Perang Korea 1950-1953.
Pertemuan yang terjadi di Pyongyang merupakan Konferensi Antar-Korea ketiga antara Kim dan Moon sepanjang 2018 ini.
Dalam kunjungannya selama tiga hari, Moon menyatakan dia berusaha melakukan dialog positif dengan Korut demi mendapat perdamaian utuh.
Baik Moon dan Kim berharap AS bisa ikut mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea.
Sebab, sampai saat ini kedua negara hanya menandatangani gencatan senjata.
Pejabat anonim Korsel menuturkan, Kim telah berjanji untuk melakukan denuklirisasi sebelum masa jabatan Presiden AS Donald Trump di 2021.(Kompas.com/Intisari)
Baca: Operasi Pengamanan Pemilu di Aceh Selama 397 Hari, Ini Total Pasukan TNI/Polri yang Dikerahkan
Baca: China Open 2018, Marcus/Kevin Lolos ke Babak Kedua Usai Menangi Perang Saudara