Ferdinand Klaim Lebih Mampu Urus Negara Dibanding Jokowi, Pasek Suardika: Kenapa Enggak Nyapres Aja
Menanggapi hal itu, Gede Pasek Suardika mengatakan, seharusnya Ferdinand mencalonkan diri sebagai presiden karena sudah mempunyai partai.
Dalam kritiknya, Ferdinand juga menyebut Jokowi tidak paham dalam mengurus bangsa.
"Saya yakin, @jokowi tidak paham urus Bangsa.
Baca: Bertemu Keturunan Nabi Muhammad di Palu, Ustaz Somad Merasa Seperti Handphone yang Baru Dicas
Membangun itu tidak degan membandingkan jumlah infrastruktur dengan negara asing apalagi Cina yang luasnya berbeda, jumlah penduduknya berbeda.
Kita membangun bangsa sesuai kebutuhan Indonesia, bukan karena ingin seperti asing," tulis @LawanPoLitikJW.
Sementara itu, Presiden Jokowi berbicara mengenai pembangunan infrastruktur dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ke-50 di Jakarta pada Senin (24/9/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi membahas mengenai infrastruktur Indonesia yang menurutnya merupakan pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah.
Hal ini diungkapkan Jokowi melalui unggahan di akun Instagramnya, @jokowi, pada Selasa (25/9/2018).
Jokowi bercerita bahwa pada tahun 1977 silam, Indonesia sempat membangun tol Jagorawi hingga negara-negara di Asia melihat hasil pembangunan ini.
Mantan Walikota Surakarta ini juga membandingkan infrastruktur Indonesia dengan China dan Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, pada awal tahun 2015 jalan tol di Indonesia hanya sepanjang 780 kilometer, sementara China sudah membangun jalan tol sepanjang 280.000 kilometer.
Baca: CPNS 2018 - Ini Kelas Jabatan dan Tunjangan Kinerja Tiap Jabatan, Pendaftaran di sscn.bkn.go.id
Tak hanya jalan tol, Jokowi juga membandingkan bendungan yang ada di Indonesia, AS dan China.
Menurut Jokowi, dirinya sengaja menyampaikan hal ini di depan para pengusaha untuk memperlihatkan jika pemerintah masih punya pekerjaan yang besar dalam pembangunan infrastruktur.
Jokowi juga menyampaikan ketimpangan sangat terlihat pada sektor infrastruktur di Jawa dan beberapa daerah di Indonesia Timur.
Terakhir, Presiden Jokowi menuturkan, sebagai bangsa Indonesia, kita tidak hanya sekadar berbisnis maupun berekonomi saja, namun juga bernegara.