Putri DI Panjaitan Ungkap Kesaksiannya Saat G30S/PKI: Ayah Ditarik Kasar dan Ditembak di Dahi
Saat melihat ke luar jendela dari kamarnya di lantai dua, Catherine melihat puluhan orang berseragam tentara telah mengepung rumahnya.
SERAMBINEWS.COM - Sebentar lagi Indonesia akan memperingati tragedi peristiwa Gerakan 30 September atau disingkat G30S/PKI.
G30S/PKI merupakan peristiwa yang terjadi saat malam di tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965.
Di peristiwa itu, terdapat tujuh perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa orang lain dibunuh.
Diantara tujuh perwira itu yakni Donald Isaac Panjaitan atau kerap disapa DI Panjaitan.
DI Panjaitan dibunuh pada tanggal 1 Oktober 1965 dalam peristiwa itu.
Sang putri, Catherine Panjaitan mengungkapkan kesaksiannya ketika peristiwa terjadi.
Baca: Viral Seorang Wanita BAB di Gerbong KRL Commuter Line, Penumpang Sontak Kebauan
Baca: Dibayar Rp 5 Juta untuk Perankan Jenderal di Film G30S/PKI, Inilah Cerita Kies Slamet
Melansir kanal YouTube iNews Talkshow & Magazine pada Selasa (25/9/2018), Catherine mengatakan, antek PKI datang ke rumahnya saat pagi hari tanggal 1 Oktober 1965.
Catherine ketika itu terbangun sekitar pukul 4.00 WIB.
"Banyak suara sepatu boots," terangnya.
Saat melihat ke luar jendela dari kamarnya di lantai dua, Catherine melihat puluhan orang berseragam tentara telah mengepung rumahnya.
"Mula-mula mereka datang dengan cara mengepung rumah, di depan beberapa truk dan lewat belakang beberapa truk. Kita terbangun karena mereka ribut," imbuhnya.
"Mereka teriak-teriak 'Bapak Jenderal..Bapak Jenderal'," sambungnya.
Baca: Ajakan Nobar Film G30S/PKI Dianggap Provokatif, Gatot Nurmantyo: Saya Ingatkan Tentang Sejarah Kelam
Catherine menyatakan, saat itu mereka memaksa masuk ke rumah dan menembak pembantu serta pamannya yang berada di lantai dasar.
"Saya sibuk telepon tapi ya jaman dulu kan paralel itu di bawah dan di atas, mereka menggunting jadi kan enggak bisa cari bantuan," tegasnya.
Mereka kemudian sampai di tangga dan teriak memanggil DI Panjaitan.