Gempa Palu Sulawesi Tengah
Kisah Fahmi Korban Tsunami Palu Selamatkan Istri yang Hamil, "Hanya Bisa Tawakal Kepada Allah"
Dengan sekuat tenaga, Fahmi mencoba menuntun keluarganya ke luar rumah secara perlahan, meski badan tidak bisa mengimbangi
Di pinggir jalan, mereka menyaksikan bangunan-bangunan bergerak ke segala arah dan juga teriakan histeris dari para korban lainnya.
Ibu dan istri Fahmi pun ikut menangis, sementara anaknya yang berusia 2 tahun terus didekapnya.
Tak menyerah, Fahmi tetap menuntun mereka mencari tempat yang terbuka agar tidak ada reruntuhan yang menimpa Fahmi dan keluarganya.
Beruntung, mereka dapat berkumpul dengan kerabat yang telah lama menetap di Kota Palu.
"Kami semua saling merangkul. Kalimat istghfar tidak ada habis kami ucapkan," ucap Fahmi.
Gempa terus menerus terjadi

Hampir dua jam gempa tak berkesudahan terjadi dengan kekuatan yang perlahan-lahan menurun.
Setelah itu, kembali disusul gempa-gempa kecil hingga pagi hari.
Situasi diperparah karena putusnya akses komunikasi dari empat provider di Palu.
Listrik pun masih padam tidak tahu sampai kapan.
Hal ini membuat korban-korban gempa semakin terisolasi.
Sekitar pukul 19.00 Wita, ribuan orang berbondong-bondong mencari tempat aman.
Ada yang berjalan kaki hingga puluhan kilometer.
Ada pula yang naik mobil dan motor.
Lalu, Fahmi mencoba menanyai orang-orang ke mana tujuan mereka, beberapa mengatakan akan mencari tempat lebih tinggi.