Kisah Jenderal Kesayangan Hitler, Menang Diberbagai Pertempuran, Tapi Tewas Bukan Akibat Tembakan

Dikenal karena kepiawaiannya memimpin pasukan langsung ke garis depan alih-alih di belakang, jurnalis Inggris menjulukinya "Rubah Gurun".

Editor: Muhammad Hadi
(Foto: Defensemedianetwork.com)
Erwin Rommel (kanan) merupakan jenderal Nazi Jerman dengan pangkat Field Marshal (Panglima Tertinggi) saat Perang Dunia II berkecamuk 

Di sekolah kadet, dia bertemu perempuan yang kelak jadi istrinya, Lucia Maria Mollin.

2. Perang Dunia I

Pengalaman perang pertama Rommel didapat pada 22 Agustus 1914 sebagai komandan peleton dalam pertempuran dekat Verdun, Perancis.

Di sana Rommel mendapat kemenangan ketika dia dan tiga anak buahnya menembak garnisun Perancis yang sepertinya tidak siap menghadapi serangan dadakan.

Pendekatan perang Rommel adalah melakukan gerak cepat ke garis depan musuh dilindungi tembakan artileri, dan bergerak ke posisi sayap untuk mendapatkan momentum penyergapan.

Atas jasanya pada September 1914 hingga Januari 1915, Rommel diganjar penghargaan medali Iron Cross Kelas Kedua, dan dipromosikan sebagai Oberleutnant (Letnan Satu).

Baca: Joseph Goebbles, Sang Propaganda Nazi, Pembenci Yahudi dan Pengagum Hitler, Begini Akhir Hidupnya

Dia dikirim ke satuan baru Batalion Gunung Kerajaan Wuerttemberg Alpenkorps pada September 1915, dan menjabat sebagai komandan kompi.

24 Oktober 1917, Batalion Gunung Wuerttemberg terlibat dalam Pertempuran Caporetto di medan Austro-Italia.

Pasukan Rommel mendapat tugas merebut tiga gunung: Kolovrat, Matajur, dan Stol.

Dalam waktu 2,5 hari, Rommel dan 150 anak buahnya mampu merebut 81 senjata dan menawan 9.000 orang termasuk 150 perwira dengan korban enam pasukannya tewas.

Pada masa itu, Rommel memperkenalkan taktik infltrasi, sebuah manuver perang yang di masa ini dipakai oleh tentara manapun di dunia, dan sering disebut Blitzkrieg tanpa tank.

9 November 1917, dia memerintahkan serangan ke Longarone berkekuatan pasukan kecil, dan mampu memaksa Divisi Infanteri Pertama Italia yang berkekuatan 10.000 orang menyerah.

Atas aksinya, dia mendapat penghargaan Pour le Merite.

Januari 1918, pangkatnya dinaikkan menjadi Kapten, dan dikirim ke Korps Pasukan XL!V hingga perang berakhir.

Baca: Memburu Harta Karun Marsekal Rommel Sang Kaki Tangan Hitler yang Tak Terkira Nilainya

3. Komandan Berkepala Dingin

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved