Gempa Palu Sulawesi Tengah

Demi Jalankan Misi Kemanusiaan di Palu, Suami Tinggalkan Istri Sakit hingga Akhirnya Meninggal

Namun, menjelang Maghrib, Devita Purnamasari Muhidin, istrinya menghembuskan nafas terakhir.

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUNJATIM.COM/dokumen pribadi Alfrits Rottie
Pasangan Alfrits Rottie dan Devita Purnamasary Muhidin 

Di sinilah dedikasi Alfrits sebagai anggota regu penyelamat terlihat menonjol.

Ia memimpin tim yang berhasil mengevakuasi selamat seorang wanita di dalam reruntuhan beton, Fitri Leonika Riani.

“Mereka menggunakan chipping hammer untuk masuk dalam reruntuhan beton, mereka membobol beton dengan cara berbaring, sangat sempit, bahkan memutar badan saja tidak bisa,” kata M Rizal.

Saat evakuasi Hotel Roa Roa membutuhkan tim yang lebih spesifik, Alfrits dan tim kemudian ditarik ke kawasan Petobo yang mengalami likuefaksi.

Di sini mereka diuji untuk menyelamatkan seseorang yang terhimpit benda keras di dalam kubangan air dan lumpur.

“Semakin disedot, air semakin banyak dan menenggelamkan korban. Akhirnya tim kami memutuskan untuk mengirimkan oksigen melalui selang kepada korban yang sudah tenggelam dan terjepit ini.

Evakuasi ini sangat berat, namun Alfrits dan tim berhasil menyelamatkan nyawa korban likuefaksi ini,” ujar M Rizal.

Selama melakukan misi kemanusiaan di Sulawesi Tengah, Alfrits Rottie ditugaskan di Balaroa, Sigi, Petobo, Hotel Roa Roa dan Hotel Mercury.

“Istri yang meminta saya untuk menolong korban gempa dan tsunami, saya harus melaksanakan dengan sungguh-sungguh,” kata Alfrits Rottie.

Baca: Nasib Pahit Sariwangi, Pelopor Teh Celup yang Dinyatakan Pailit Setelah Terbuai Manisnya Investasi

Baca: Terkait Kasus Khashoggi, Senator AS Tekan Trump Soal Hubungan Bisnis dengan Saudi

Alfrits Rottie mengakui mengalami kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya pada awal tiba di Palu.

Padahal ia juga ingin memantau perkembangan kesehatan istrinya yang sedang terbaring lemah.

Kota Palu pada awal bencana benar-benar lumpuh, jalur komunikasi sama sekali terputus.

“Selama 4 hari di Palu tidak ada komunikasi dengan istri karena belum ada sinyal,” ujar Alfrits.

Di tempatnya bertugas Alfrits mengharapkan kesembuhan istrinya, untuk itu berusaha mengerahkan semua kemampuannya agar bisa menyelamatkan orang-orang yang menjadi korban gempa ini.

Ia memfokuskan diri pada penyelaman korban gempa sebanyak mungkin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved