Pelari Electric Jakarta Marathon Ada yang Meninggal, Dokter Bolehkan Joging, Tapi Melarang Lari

masyarakat sebaiknya tidak menjadikan lari sebagai olahraga utama. Masalah sendi lutut hingga jantung bisa muncul karenanya.

Editor: Amirullah
Reader'sdigest
maraton 

“Tidak, dia malah balik lagi ke saya. ‘Dok kok sekarang saya banyak keluhan ya. Sekarang lutut saya sakit, tidak merasa sesegar dulu.’ Lalu saya jawab, karena bapak memindahkan tujuan bapak. Yang sebelumnya hanya untuk sehat, karena meningkat, bapak terpancing untuk prestasi. Nah itu yang salah,” kata Michael.

Michael menggunakan sport therapy dalam memantau kesehatan para atletnya. Program ini menjadikan olahrga tak asal berkeringat, melainkan ada ukuran tertentu yang disesuaikan dengan usia, keadaan kesehatan, komposisi lemak, otot, tingkat metabolisme, cairan tubuh, dan kemampuan berolahrga tiap individu.

Olahraga tujuan prestasi tidak hanya berkaitan dengan meraih medali. Bentuk tubuh ideal adalah salah satu prestasi. Karenanya, lari tiap pagi di treadmill juga dikategorikan sebagai olahraga tujuan prestasi sehingga persiapannya dan antisipasi risikonya perlu khusus. Nutrisi dan istirahat harus cukup, disertai dengan pemulihan seperti peregangan otot.

Baca: Mobil Sudah Biasa, Orang-orang di Spruce Creek Parkir Pesawat di Depan Rumahnya

Mengetahui Intensitas

Dosen Universitas Negeri Surabaya, Donny Ardy Kusuma, SPd, MKes, mengungkapkan perlunya mengukur intensitas.

"Intensitas dalam olahraga lari dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, berapa lama berlarinya dan seberapa jauh. Kedua, seberapa cepat dalam berlari," kata Donny ketika dihubungi, Senin (13/11/2017).

"Batasannya dapat dilihat sesuai dengan definisi dari intensitasnya, misalnya mau menggunakan jarak berlari sebagai pembagian intensitasnya atau bisa juga dengan heart rate (detak jantung)," sambung dosen muda ini.

Untuk mengetahui intensitas, masyarakat bisa melihat denyut jantung saat berolahraga, yakni 60-80 persen dari denyut jantung maksimal. Membawa alat untuk mengukur denyut jantung penting.

Hal ini bisa diterapkan pada semua jenis olahraga untuk mendapatkan kesehatan. Sebab, melewati itu bisa menghilangkan manfaat dari berolahraga.

Cara menghitungnya, 220 dikurangi dengan usia dalam tahun menjadi denyut jantung maksimal.

Ambil contoh seseorang dengan usia 20 tahun. Denyut jantung maksimalnya adalah 200 per menit. Maka, saat berolahraga, ia disarankan tak melewati 120-160 denyutan per menit (60-80 persen denyut jantung maksimal).

“Kalau kurang dari itu tidak cukup buat kesehatan menjadi lebih baik. Kalau lebih, dia mungkin saja bisa membahayakan kesehatan dirinya. Kalau patokannya harus bekeringat, misalnya dua kali ganti baju, mesti puas, senang, bisa lewat dari batasan denyut jantung tadi. Ukuran denyut jantung dipergunakan sebab kalau berlebihan bisa berbahaya,” kata Michael.

Baca: Lomba Perahu Dayung Warnai Peringatan Sumpah Pemuda di Pidie

Donny mengungkapkan, intensitas menurut denyut jantung dibagi dalam beberapa level.

Intensitas sangat ringan adalah 50-60 persen dari denyut jantung. Intensitas ringan 60-70 persen denyut jantung. Intensitas sedang 70-80 persen denyut jantung. Intensitas tinggi 80-90 persen denyut jantung. Intensitas maksimal 90-100 persen denyut jantung.

Ketahui Efek Radikal Bebas

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved