Bayi 20 Bulan di Subulussalam Meninggal Akibat HIV/AIDS, Direktur RSUD: Ini Masalah Besar

Bayi berusia 20 bulan dan meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS di Subulussalam.

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
India.com
HIV/AIDS 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Bayi berusia 20 bulan meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS di Subulussalam.

Bayi terjangkit HIV/AIDS itu sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam.

Kabar bayi terjangkit HIV/AIDS itu diungkapkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam, dr. H. Sarifin Usman Kombih kepada Serambinews.com, Senin (12/11/2018), terkait wabah HIV/AIDS di Subulussalam.

Salah satu pasien yang terjangkit penyakit mematikan itu merupakan bayi berusia 20 bulan dan meninggal dunia beberapa waktu lalu.

dr. Sarifin yang baru memimpin RSUD Subulussalam terhitung Januari lalu membeberkan persoalan penderita HIV/AIDS termasuk solusi penanganannya.

Dia pun mengatakan sejak 2016 lalu ada 24 pasien penderita HIV/AIDS pernah dirawat dan lima diantaranya meninggal dunia.

Baca: Soal Kasus Wabah HIV/AIDS, Data Dinkes dan RSUD Subulussalam Berbeda

Baca: Ketua MPU Subulussalam Akui Bahas Kasus HIV/AIDS di Khutbahnya, Begini Tanggapan Direktur RSUD

Dikatakan, data itu merupakan pasien yang pernah dirawat karena tak tertutup kemungkinan ada penderita lain tapi tidak diketahui lantaran belum diperiksa.

Sebab, lanjut dr Sarifin sesuai aturan tidak boleh memaksa orang untuk memeriksakan apakah mengidap HIV/AIDS atau tidak.

Pihak medis paling hanya memberi imbauan sebab pemeriksaan merupakan hak personal warga masing-masing.

Namun ada satu celah memudahkan mengetahui seseorang menderita HIV/AIDS dan gratis yakni melalui donor darah.

"Karena donor darah itu kan tidak sembarang, petugas akan mengecek dulu darah yang steril, jadi kalau ada terinfeksi penyakit akan diketahui," ujar dr Sarifin.

Saat ditanyai apakah angka 24 penderita HIV/AIDS sudah masuk kategori wabah atau kasus besar, dr Sarifin membenarkan.

Malahan menurut dokter yang dikenal `pelopor anti merokok' ini menyatakan HIV/AIDS merupakan penyakit berbahaya dan besar sehingga meski penderitanya hanya satu orang sudah dianggap sebagai masalah dan mendapat perhatian serius.

Alasannya, untuk mengantisipasi penularan akibat ketidakmengertian warga.

Baca: Isu HIV/AIDS Mewabah di Subulussalam Geger di Dunia Maya, Netizen Minta Titip Materi Ceramah ke UAS

Baca: Kisah Para Penderita HIV, Ada yang Ditinggal Keluarga, Diusir Hingga Vakum dari Karier

Diakui penularan HIV/AIDS tidak mudah kecuali dengan beberapa hal seperti transfusi darah, lewat jarum suntik, pisau cukur dan air susu serta cairan seperti akibat berhubungan intim.

Tapi, lanjut dr Sarifin bisa pula dari hal lain sehingga sebenarnya tidak semua penderita merupakan pelaku tapi ada pula korban.

Dia menjelaskan penularan HIV/AIDS tidak terjadi hanya lewat piring, sendok, salaman dan pelukan.

"Kalau tidak ada pertukaran cairan atau darah dan lainnya tidak masalah, makanya kalau sekadar salaman, cerita atau makan dalam piring yang sama aman," ungkap Sarifin.

Hanya saja, lanjut dr Sarifin, perlu sosialisasi terhadap tukang pangkas dan salon dalam menggunakan pisau cukur.

Dikatakan, pisau cukur yang berulang dikuatirkan dapat menjadi sarana penularan HIV/AIDS lantaran penggunannya yang berbeda.

Baca: Viral! Alat Facial Bisa Tularkan Virus HIV, Bagaimana Faktanya? Ini Penjelasan Ahli

Untuk itu, para tukang pangkas diimbau untuk menggunakan pisau cukur satu untuk setiap orang. Selain itu, sebelum digunakan gagangnya sebaiknya dibersihkan dengan alkohol.

Hal lain yakni menyangkut narkoba melalui jarum suntik.

Dalam hal ini dr Sarifin tidak berkomentar panjang lebar lantaran masalah narkoba maupun jumlah pemakai datanya ada pada kepolisian.

Intinya, ujar Sarifin, penderita HIV/AIDS tidak perlu dikucilkan sebab selain bukan semuanya pelaku kejahatan tapi banyak hanya korban juga penularannya tak semudah penyakit TB Paru. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved