Sebagai Aksi Protes Agar Sanksinya Diringankan, Korea Utara Uji Coba Senjata Taktis Ultramodern Baru
Menurut laporan media pemerintah, uji coba ini dalam upaya nyata untuk merespon tekanan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
SERAMBINEWS.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan mengamati uji coba senjata taktis ultramodern baru.
Menurut laporan media pemerintah, uji coba ini dalam upaya nyata untuk merespon tekanan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
CBS News melaporkan, ini bukan uji coba perangkat nuklir atau rudal jarak yang menyasar Amerika Serikat.
Seperti disebut di awal, uji coba ini adalah pengaruh dari upaya diplomatik yang terhenti yang dipelopori Amerika yang bertujuan “membersihkan” nuklir di Korea Utara.
Senjata ini sejatinya tidak baru-baru ini.
Baca: CPNS 2018 - Pemerintah Terapkan Sistem Ranking bagi Yang Tak Lolos Passing Grade SKD, Ini Syaratnya
Baca: Hotman Paris : Oh Tuhan Jangan Biarkan Wanita Hambamu Ini di Penjara!
Baca: Setelah Dua Hari Telantar di Kalbar, 8 TKI Aceh Kembali Pulang ke Aceh
Mengapa baru diujicobakan semata-mata untuk menyatakan kemarahan Korea Utara atas sanksi internasional yang diberikan AS.
Juga, sebagai respon atas latihan militer skala kecil yang sedang berlangsung antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri Korea Utara memperingatkan, pihaknya bisa saja menguatkan kembali senjata nuklirnya jika tidak ada keringanan sanksi.
“Ini adalah diplomaso koersif ala Korea Utara. Mereka bilan, ‘Jika Anda tidak mendengarkan kami, kalian akan menghadapi beban politik’,” ujar analis Shin Beomchul dari Asan Institute for Policy Studies di Seoul.
Diplomasi telah berhenti sejak pertemuan puncak antara Presiden Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump pada Juni kemarin.
Dalam pertemuan itu, Washington menekankan terjadinya denuklirisasi di Korea Utara.
Baca: Ulang Tahun Pertama Sejak Resmi Cerai dari Lina, Sule Berkaca-kaca Lihat Ibunya Menahan Tangis
Sementara Korea Utara meminta syarat agar AS terlebih dahulu menyetujui deklarasi perdamaian yang secara resmi mengakhiri krisis Korea dan mencabut sanksi.
Shing mengatakan, senjata yang diujicobakan oleh Korea Utara bisa berupa rudal, artileri, senjata anti-udara, pesawat tak berawak, atau sistem senjata konvensional berteknologi tinggi lainnya.
Yang Wook, seorang ahli militer yang berbasis di Seoul, mengatakan, senjata taktis di Korea Utara mengacu pada senjata yang ditujukan untuk menyerag Korea Selatan.
Termasuk juga, pangkalan militer AS yang berada di sana, sehingga Korea Utara mungkin telah menguji rudal jarak jauh atau sistem peluncuran roket ganda.
Bahkan, jika itu adalah pesan untuk Washington dan Seoul, tes yang dilakukan pada Jumat waktu setempat itu terasa kurang agresif dibanding tes senjata sebelumnya.
Yang mengatakan, tes baru Korea Utara tidak akan benar-benar memecah diplomasi nuklir.
Baca: Seorang Wanita di Medan Ditendang Kawanan Begal Hingga Terpental ke Aspal, Sempat Diancam Bunuh
Meskipun, akan ada lebih banyak pertanyaan muncul terkait betapa sungguh-sungguhnya Korea Utara tentang komitmennya terhadap denuklirisasi.
Ditanya soal uji coba tersebut, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pejabat Amerika dan Korea Utara sedang berbicara tentang penerapan komitmen yang dibuat Trump dan Kim selama pertemuan di Singapura.
Eugene Lee, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, menolak mengomentari inspeksi Kim Jong Un saat uji coba.
Wakil Presiden AS Mike Pence, yang juga ikut dalam KTT di Singapura, menyebut adanya “kemajuan besar yang dibuat di Korea Utara.
Meski begitu, ia juga mengakui masih banyak hal yang harus dikerjakan.
Baca: Jadi Korban Tabrak Lari di Cot Puuk, Dua Warga Kutablang Masuk Rumah Sakit
“Satu setengah tahun yang lalu, uji coba nuklir kerap terjadi, rudal terbang di atas Jepang, dan ada ancaman propagasi terhadap wilayah kita,” kata Pence.
Hari ini, tambahnya, sudah tidak ada lagi rudal yang terbang. Tidak ada lagi uji coba nuklir.
“Sandera kami juga sudah pulang, dan Korea Utara telah memulangkan pahlawan kami yang gugur ketika Perang Korea. Kami telah membuat kemajuan besar tetapi masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” kata Pence.
Tak hanya itu, Pence juga menegaskan bahwa sanksi PBB tetap harus ditegakkan.
Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul Korea Utara Uji Coba Senjata Taktis Ultramodern Baru, Ditujukan untuk Menyerang Korea Selatan?