Demam Burung Hantu Melanda Warga Pidie Jaya, Ini Fakta Unik Manfaatnya Bagi Hidup Manusia
Para petani setempat belakangan gencar memelihara burung hantu yang dikenal dengan sebutan Tito Alba.
Penulis: Abdullah Gani | Editor: Ansari Hasyim
Jika tito alba itu ada belasan ekor, bayangkan saja berapa jumlah tikus yang berhasil dibunuh.
Atas dasar itulah, petani tertarik memelihara burung hantu.
3. Jumlah Hama Tikus Berkurang Drastis
Pengalaman petani terutama di Meureudu dan Meurahdua dalam tiga musim tanam terakhir, serangan tikus pada tanaman padi berkurang drastis.
Agar burung hantu betah dan semakin berkembang biak, salah satu cara yang dilakukan petani adalah dengan membuat sarang atau tempat berteduh.
4. Plotkan Dana untuk Membuat Rubuha
Melihat petani sangat responsif, Distanpang memplot dana dari APBK untuk rumah burung hantu (rubuha).
Selain dari APBK, bantuan dana untuk rumah burung hantu juga bersumber dari provinsi atau dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun)Aceh.
Malah untuk TA 2019, direncanakan melalui dana desa juga diplot untuk rubuha. Seperti disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Gampong (BPMG) Pijay Ir Mukhlis.
5. Membangun 1.100 Unit Rubuha
Untuk TA 2019, setiap desa minimal harus memiliki lima rumah burung hantu. Kabupaten Pijay dengan jumlah 222 gampong berarti total rumah burung hantu yang dibangun dengan dana desa 1.100 unit.
Keuchik Pulo U Meureudu, Abdus Saat menjawab Serambinews.com membenarkan, dengan adanya burung hantu sedikit banyaknya berpengaruh positif terhadap tanaman padi.
Bahkan, selain beberapa rubuha bantuan dinas, pada TA 2017 lalu, dengan dana desa, Pulo membangun tujuh unit sarang.(*)