Steffy: Irwandi Bilang ‘Ini Jebakan’
Sudah seminggu Fenny Steffy Burase berada di Aceh. Perempuan Manado yang dikabarkan dekat dengan Irwandi Yusuf
Bagaimana persiapan Aceh Marathon dilakukan, sementara dananya belum cair?
Sebelum dana pada Dispora Aceh cair, event ini menggunakan dana talangan semua. Kenapa kita talangi, siapa pun nanti perusahaan yang menang tender, tinggal koordinasi ke peminjamnya. Nanti tinggal bayar saja.
Sejak Irwandi ditangkap, berapa kali Anda menjenguknya?
Kalau jenguk ya nggak boleh, karena saya saksi. Tapi kalau ketemu secara tidak sengaja pas lagi pemeriksaan di KPK itu ada. Bertemu hanya dua kali. Saya sempat tanya, kenapa gini? Beliau hanya jawab: jebakan-jebakan.
Kapan Anda mulai dekat dengan Irwandi?
Gini! Sebenarnya bukan kedekatan dengan Bang Irwandi, kedekatan dengan Aceh. Waktu aku sempat di Finlandia, pertama kali aku kenal Aceh di Finlandia, kebetulan lagi promosi kopi, tapi bukan kopi Aceh tapi kopi Jawa. Di sana saya berkenalan beberapa pengusaha kopi dari Aceh. Kebetulan mereka itu GAM. Setiap hari saya mendengar ceria perperangan dulu dan bagaimana perdamaian Helsinki. Ternyata saya baru tahu, berjuang dulu untuk rakyat. Saya baru tahu itu semua. Di sana saya juga bertemu mantan kombatan dan meminta saya mempromosikan Aceh.
{Kemudian Steffy mengarahkan pembicaraan ke sosok Irwandi...}
Gini, saat kita lihat laki-laki gagah menceritakan tentang Aceh, tentang perperangan, itu something, itu yang ada di beliau (Irwandi). Sejak itu semacam ada panggilan pengen membantu beliau dengan kapasitas aku.
Bagaimana sosok Irwandi di mata Anda?
Sejujurnya, saya minta maaf saya tidak bermaksud buka aib, tapi kita ngomong apa adanya. Saya, alhamdulillah, shalatnya rajin sekali, tapi pengetahuan agama saya sangat kurang. Beliau (Irwandi), pengetahuan agamanya luar biasa, tapi shalatnya bolong-bolong.
Jadi, saya sering banget marahi beliau masalah shalat, setidaknya di depan saya dia shalat. Yang saya lihat tidak seorang pun berani melakukan itu ke beliau, hanya saya. Tapi, saya minta maaf, sebab menurut saya itu kewajiban, bukan karena dia gubernur lalu saya tidak berani. Dia juga sering kali bilang untuk saya, kamu shalat, tapi pakai celana pendek.
Jadi, hal-hal yang kayak gitu, debat-debat-debat. Alhamdulillah, dia (sekarang) shalatnya jadi rajin, alhamdulillah sayanya berhijab. (*)