Rupiah Mata Uang Dengan Pelemahan Terburuk di Asia, Ini Faktornya Menurut Para Analis

para pelaku pasar juga dilanda krisis kepercayaan terkait masa depan hubungan dagang antara AS dan China.

Editor: Muhammad Hadi
TRIBUN JABAR / GANI KURNIAWAN
Rupiah dan dollar AS 

Kekhawatiran pelaku pasar pada outlook ekonomi global meruntuhkan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan membuat dollar AS diburu sebagai aset safe haven.  Rupiah pun terseret melemah.

Tapi dibandingkan tadi siang, ada sedikit perubahan nilai tukar rupiah pada sore hari.

Seperti dilansir Kontan.co.id, Kamis (6/12/2018) sore dengan mengutip Bloomberg, di pasar spot rupiah melemah 0,82% ke Rp 14.520 per dollar AS.

Baca: Minum Tuak dan Pelihara Anjing, 14 Anak Jalanan Bersama Dua Balita di Kualasimpang Diamankan

Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tercatat melemah 0,86% ke Rp 14.507 per dollar AS.

Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, yield US Treasury membentuk pola inverted yield curve, yaitu yield US Treasury jangka pendek lebih tinggi dari pada yield US treasury jangka panjang.

Hal ini mengindikasikan AS berpotensi mengalami resesi.

"Berarti ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi AS di tahun depan akan melambat dan membuat earning per share saham-saham AS ikut turun sehingga membuat ekonomi global turun dan terlihat dari melemahnya bursa saham AS," kata Ahmad, Kamis (6/12/2018).

Pasar obligasi AS yang mengindikasikan potensi resesi terjadi mendorong capital outflow baik di bursa AS maupun emerging market.

Baca: Hakim Sebut Zumi Zola Terbukti Terima Gratifikasi Lebih dari Rp 40 Miliar

Hal ini mendorong pelaku pasar lebih menyukai untuk memegang cash karena khawatir dengan perlambatan ekonomi global dan menjadikan dollar AS sebagai aset safe haven.

Hal ini yang membuat rupiah melemah.

Senada, Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan turunnya yield US Treasury di bawah 3% dan rontoknya bursa saham AS menyebabkan terjadinya risk aversion dan mengangkat dollar AS karena dijadikan sebagai aset safe haven di tengah kondisi tersebut.

"Kalau terjadi risk aversion itu karena pelaku pasar khawatir pada outlook global dan yield US Treasury biasanya jadi bergerak turun," kata Lukman.

Untuk perdagangan, Jumat (7/12/2018), Lukman memproyeksikan rupiah berpotensi masih tertekan di rentang Rp 14.500 per dollar AS hingga Rp 14.650 per dollar AS.

Baca: Bukan Hanya di Aceh, Gangguan Jaringan Internet Telkomsel Juga Terjadi di Pekanbaru

Sementara, Ahmad memproyeksikan melemahnya rupiah karena dominan sentimen eskternal ini juga masih akan terjadi pada perdagangan Jumat (7/12/2018).

Kemungkinan rupiah besok bergerak di rentang Rp 14.400 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved