Tantang Arus Sungai, Para Pelajar di Cianjur Selatan Ini Pertaruhkan Nyawa untuk Sampai ke Sekolah
Untuk sampai ke sekolah, pelajar SMP dan SD ini harus mempertaruhkan nyawa menyeberang sungai yang airnya deras jika musim hujan.
Dari keterangan, arus sungai sempat membawa hanyut murid sekolah dasar.
Sering Bolos Sekolah, Takut Hanyut
Para pelajar dari SDN Gunung Dalung dan SMP Negeri 5 Cikadu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, harus bertaruh nyawa hanya untuk sampai ke sekolah.
Hal ini dikarenakan para pelajar ini harus berjalan melewati aliran sungai dan melawan arus untuk sampai ke sekolahnya.
Kondisi seperti ini terjadi setelah jembatan gantung sebagai akses untuk menyeberang putus dua tahun lalu.
Bahkan, di musim hujan begini, para pelajar harus berjibaku dengan hujan yang membuat aliran air menjadi lebih deras.
"Pelajar memilih tak sekolah jika hujan turun dengan lebat, meskipun sedang ujian. Mereka takut terbawa hanyut sungai saat menyeberang," kata Dahi di Cianjur, Kamis (20/12/2018).
Baca: Dana Otonomi Khusus untuk Pidie Jaya Tahun 2019 Sebesar Rp 87,3 Miliar, Ini Harapan DPRK Pijay
Baca: Lama Tak Terdengar, Penyanyi Ratna Listy Kini Berprofesi Ahli Rukyah, Bisa Mengusir Jin Jahat?
Baca: Pernah Kagum pada Rocky Gerung, Politisi Nasdem: Saya Cabut Karena Ternyata Anda Bukan Siapa-siapa
Dahi mengatakan, kalau air sedang tenang, para pelajar sering menumpang rakit untuk menyeberangi sungai. Tak sedikit yang membuka sepatu dan berjalan kaki menyeberangi sungai.
Ia mengatakan, sebagai guru sering khawatir dengan anak didiknya jika cuaca sudah mendung dan hujan turun.
Alhasil ia sering memgambil tindakan awal dengan membubarkan siswa dan menyuruh mereka pulang meski masih pagi.
"Kalau hujan mau turun saya bubarin saja walau baru pukul 10.00 WIB, daripada mereka celaka," kata Dahi.
Senada dengan sang guru, pelajar kelas delapan dan sembilan SMPN 5 Cikadu, Ernawati, Siti Maswati, Dede Nurjaman, Rudi, Sugianto, dan Apriliani.
Mereka berharap ada uluran bantuan agar jembatan penyeberangan segera dibangun.
"Setiap hari turun ke sungai pa, sepatu diangkat supaya tak basah. Kalau arus derasnya tak bisa dilewati kami tak sekolah," kata Ernawati.
Mereka mengisahkan, sungai menyeberangi sungai sering meminta bantuan pelajar laki-laki untuk memegangi tangan agar tak terbawa hanyut.