Tsunami di Banten dan Lampung
Potensi Tsunami Lanjutan, BMKG Imbau Masyarakat Tak Beraktivitas di Sekitar Kawasan Selat Sunda
Sebab, saat ini BMKG memantau adanya aktivitas vulkanik anak gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat cuaca di perairan Selat Sunda.
Menurut dia, sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, tim BMKG ada yang sedang berada di perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen.
"Di situ memang terverifikasi bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang, karena itu tim kami segera kembali ke darat," ujarnya.
Di satu sisi sejumlah tide gauge (alat pendeteksi tsunami) BMKG menunjukkan ada potensi kenaikan permukaan air di pantai sekitar Selat Sunda.
"Ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," kata dia.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, sebanyak 430 unit rumah dan 9 hotel mengalami kerusakan akibat tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda.
"Terdapat 430 unit rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat. 10 kapal rusak berat," kata Sutopo dalam keterangan persnya, Minggu (23/12/2018).
Menurut dia, kerusakan bangunan sebagian besar terjadi di sejumlah kawasan pemukiman dan wisata di lima wilayah pantai.
"Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita," kata Sutopo.
Di sisi lain, korban meninggal dunia menjadi menjadi 62 orang, 584 orang mengalami luka-luka dan 20 orang belum ditemukan.
Korban tersebar di wilayah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Serang.
Data ini merupakan data terkini dari BNPB sekitar pukul 10.00 WIB.
Sutopo memperkirakan data korban maupun kerusakan fisik diperkirakan terus bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan di wilayah terdampak bencana.
Sebelumnya BMKG menyatakan bahwa gelombang yang menerjang sejumlah wilayah di kawasan sekitar Selat Sunda itu merupakan tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memaparkan ada dua peristiwa yang memicu gelombang tsunami di sekitar Selat Sunda.
Kedua peristiwa itu adalah, aktivitas erupsi anak gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.