Tsunami di Banten dan Lampung

Kisah Ustaz Abror Selamat dari Terjangan Tsunami Karena Tersangkut di Kabel Listrik

Saat itu di ruang tamu penginapan ia bersama sejumlah rombongan sedang mengobrol membicarakan masalah pengajian.

Editor: Amirullah
Tribun Lampung/Perdiansyah
Dampak bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda di Lampung Selatan dan Banten 

Sengatan listrik dari kabel yang menyangkut tersebut terus ia tahan sambil berdoa kepada Tuhan untuk diberi keselamatan.

"Ya Allah ya Allah saya nyebut, terus lepas kabelnya," katanya.

Ustaz Abror menunggu air agak surut untuk kemudian bangkit. Setelah air laut surut hingga dengkul ia teringat istri dan ke empat anaknya masih berada di dalam kamar.

Dia berjalan menuju vila tempatnya menginap yang jaraknya kurang lebih 100 meter.

Saat tiba, cotage dengan bentuk bangunan semi permanen itu sudah hancur.

Dalam kondisi gelap ia kemudian memanggil istri dan anaknya.

"Umi, umi dimana, nak-nak," kata Ustaz dengan suara bergetar.

Baca: Operasi Lilin Polres Aceh Barat, Pos Pelayanan dan Pengamanan Dibuka

Baca: Pendaftaran P3K Dibuka Januari 2019, Berbeda dengan PNS Mulai Gaji hingga Fasilitas dan Masa Kerja

Tidak lama ia mendengar suara anak pertanya bernama Lutfathun Nisa (13) memanggil.

Suara itu ternyata berasal di bawah timbunan sampah, kayu, dan material bangunan yang tersapu dan terbawa air laut.

Saat sedang menyingkirkan sampah bangunan yang tingginya lebih dari satu meter itu ia menemukan sejumlah kerabat dan tetangganya.

Salah satunya Suhartini yang tak lain adalah keponakannya dalam posisi tergencet. Namun nahas keponakannya itu tidak terselamatkan.

"Anak saya masih belum kelihatan, ponakan saya di bawah, saat itu ia masih komunikasi, cuma dia bilang saya sudah tidak akan lama lagi," katanya.

Setelah menemukan salah satu anaknya, ustaz Abror lalu mencoba mengangkat tumpukan material bangunan yang menghimpit sejumlah keluarganya.

Dengan badan penuh luka, tidak banyak benda yang ia bisa singkirkan.

"Saya sudah berusaha menyelamatkan, cuma kita kemampuan terbatas, engga mungkin mengangkat tumpukan sebesar itu. Saya hanya menyebut 'ya Allah, saya datang ke sini bukan untuk maksiat, saya untuk ibadah menghibur keluarga saya, menggemberikan keluarga saya. Berilah kami keselamatan'," katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved