Dari Kaki Singgalang dan Merapi Taufiq Ismail Membangun Rumah Puisi
Taufiq mengaku sudah lama mengimpikan adanya Rumah Puisi. Tapi baru berhasil diwujudkan pada 2008.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Hadir juga dalam peluncuran itu Direktur Utama PT. Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, beberapa sastrawan Sumatera Barat serta sejumlah tamu undangan. Termasuk Ibunda Anis Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.
Penyair Jamal D Rahman yang juga pimpinan redaksi majalah sastra Horison, mengatakan, boleh jadi penyair Taufiq Ismail yang paling banyak karyanya diterjemahkan dalam bahasa asing.
Salah satu puisi Taufiq Ismail, "Dengan Puisi, Aku" juga telah diterjemahkan dalam 52 bahasa dunia dan 22 bahasa daerah di Indonesia, salah satunya dalam bahasa Minang.
"Pak Taufiq Ismail adalah salah seorang sastrawan produktif yang terus menyemangati generasi muda. Kami beruntung, Balai Pustaka ikut menerbirtkan karya Pak Taufiq yang diluncur ini," kata Dirut Balai Pustaka Achmad Fachrodji.
Devie Komala Syahni dari Sanggar Matahari menyebut Taufiq Ismail sebagai salah seorang yang konsisten dan terus memikirkan nasib bangsanya. "Mendirikan Rumah Puisi adalah contoh konkret dari semangat Pak Taufiq Ismail mewariskan peradaban kepada generasi muda bangsa ini," kata Devi.
Dalam kesempatan itu, Deavis Sanggar Matahari membawakan dua musikalisasi puisi "Karangan Bunga" dan "Doa" ciptaan Taufiq Ismail.
Tokoh teater Bandung, Iman Soleh membacakan salah satu puisi karya Taufiq Ismail yang ditulis untuk istrinya Ati Ismail. Saya sendiri membacakan Bunga di atas Sepeda Rumah Puisi dan Ranah Minang.
Malamnya, digelar pernainan "KIM" satu jenis permainan gembira tradisi Minang. Ini juga bagian dari perayaan 10 Tahun Rumah Puisi. Angka disusun melalui nyanyi. Yang lebih awal melengkapi susunan angka, mendapat cendramata. Malam itu, hadiahnya buku dan sajadah. Semuanya gembira.(*)