Kisah Ahmad Dinata, Tsunami Selat Sunda Renggut Nyawa Ibu dan Adiknya hingga Jadi Anak Angkat Polisi
Ahmad Dinata Adit Saputra, siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kalianda, Lampung Selatan, harus menerima kenyataan pahit.
Setelah beberapa hari di tenda pengungsian, Adit akhirnya bertemu dengan ayah kandunganya, Subandi.
Adit dan ayahnya pun segera pergi ke rumah saudaranya di Desa Way Muli, Kalianda.
2. Biskuit dan susu untuk sang adik

Saat berada di tenda pengungsian, Adit menyita perhatian relawan.
Saat diberi kue, biskuit dan susu kotak, selalu disimpan di tasnya.
Adit beralasan, kue dan susu tersebut ingin dia berikan kepada sang adik.
"Tasnya sampai penuh makanan dan minuman tetapi dia selalu katakan ini untuk adik," kata Wahyu Wibisono, Ketua IDI Lampung Selatan.
Saat itu, Adit masih belum mengetahui bahwa ibu dan adiknya telah meninggal dunia tersapu tsunami.
Ayah kandung pun masih ragu untuk memberitahukan nasib ibu dan adik kandung Adit ketika menjemput Adit di tenda pengungsian.
3. Berziarah di makam ibu dan adik

Menurut Wahyu, sang ayah tampak berat untuk memberitahu kondisi ibu dan adik Adit.
Ayahnya pernah berpura-pura mengajak Adit untuk menengok ibu dan adiknya di rumah sakit.
"Ayahnya lalu berdalih mengajak menengok ibu dan adiknya di rumah sakit ketika itu, untuk menghibur Adit seolah-olah keluarganya masih lengkap," tutur Wahyu.
Melihat kondisi Adit, tim trauma healing segera bertindak menangani Adit.
"Adit akhirnya diajak ke kuburan ibu dan adiknya dan sekarang dia sudah lebih baik dan bisa menerima kenyataan," tutur Wahyu.