Kisah Ahmad Dinata, Tsunami Selat Sunda Renggut Nyawa Ibu dan Adiknya hingga Jadi Anak Angkat Polisi

Ahmad Dinata Adit Saputra, siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kalianda, Lampung Selatan, harus menerima kenyataan pahit.

Editor: Faisal Zamzami
Via Kompas.com/ Istimewa
Adit bersama keluarga Aipda Turono 

4. Kehadiran keluarga Aipda Turono

s
Anak-anak di Posko Pengungsian Labuan tengah bermain berasama tim trauma healing, Jumat (28/12/2018). Di posko Labuan ini tercatat ada 400 pasien yang mengeluhkan berbagai penyakit, 116 di antaranya mengidap ISPA.(KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN)

Pada hari kedua bencana tsunami Selat Sunda, Aipda Turono dan istri mulanya datang membawa bantuan kebutuhan balita di Posko Totoharjo.

Saat menurunkan barang, dia melihat ada Adit sedang duduk sambil melamun sendirian di antara para pengungsi.

"Lalu saya tanya kenapa melamun, seketika dia langsung ingin dipeluk dan duduk di pangkuan saya," kata Turono.

Adit langsung menangis sejadi-jadinya sementara Turono sendiri belum tahu apa penyebab kesedihan anak tersebut.

"Saya peluk dan terus saya semangati. Adit menangis sampai setengah jam baru dia merasa bisa lebih tenang," kata dia.

Sejak saat itu, Turono langsung merasakan bahwa Adit yang memiliki nama lengkap Ahmad Dinata Adit Saputra memiliki kedekatan emosional dengan dirinya.

Turono meminta Adit memanggilnya dengan sebutan papi dan istrinya dengan panggilan mami.

5. Dukungan keluarga untuk Adit

s
Ratusan rumah warga di pinggir pesisir pantai Lampung Selatan rata dengan tanah usai dihantam tsunami.(ISTIMEWA)

Subandi, ayah kandung Adit, adalah seorang Anak Buah Kapal (ABK).

Bencana tsunami telah merenggut istri dan anak bungsunya.

Subandi terpaksa memboyong Adit untuk tinggal di rumah suadaranya di Desa Way Muli.

Kehadiran keluarga Aipda Turono diharapkan bisa membantu Adit pulih dari kesedihan setelah kehilangan ibu dan adik kandungnya.

Subandi pun mengizinkan Aipda Turono untuk mengajak Adit tinggal di rumahnya beberapa hari di Kabupaten Pesawaran, yang berjarak 110 kilomenter dari lokasi bencana.

"Adit cepat berbaur dengan anak-anak seumurannya dan dia mengajarkan cara bermain bola, bahkan dia juga rajin menunaikan salat lima waktu," kata Aipda Turono.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved