Kisah Ahmad Dinata, Tsunami Selat Sunda Renggut Nyawa Ibu dan Adiknya hingga Jadi Anak Angkat Polisi
Ahmad Dinata Adit Saputra, siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kalianda, Lampung Selatan, harus menerima kenyataan pahit.
4. Kehadiran keluarga Aipda Turono

Pada hari kedua bencana tsunami Selat Sunda, Aipda Turono dan istri mulanya datang membawa bantuan kebutuhan balita di Posko Totoharjo.
Saat menurunkan barang, dia melihat ada Adit sedang duduk sambil melamun sendirian di antara para pengungsi.
"Lalu saya tanya kenapa melamun, seketika dia langsung ingin dipeluk dan duduk di pangkuan saya," kata Turono.
Adit langsung menangis sejadi-jadinya sementara Turono sendiri belum tahu apa penyebab kesedihan anak tersebut.
"Saya peluk dan terus saya semangati. Adit menangis sampai setengah jam baru dia merasa bisa lebih tenang," kata dia.
Sejak saat itu, Turono langsung merasakan bahwa Adit yang memiliki nama lengkap Ahmad Dinata Adit Saputra memiliki kedekatan emosional dengan dirinya.
Turono meminta Adit memanggilnya dengan sebutan papi dan istrinya dengan panggilan mami.
5. Dukungan keluarga untuk Adit

Subandi, ayah kandung Adit, adalah seorang Anak Buah Kapal (ABK).
Bencana tsunami telah merenggut istri dan anak bungsunya.
Subandi terpaksa memboyong Adit untuk tinggal di rumah suadaranya di Desa Way Muli.
Kehadiran keluarga Aipda Turono diharapkan bisa membantu Adit pulih dari kesedihan setelah kehilangan ibu dan adik kandungnya.
Subandi pun mengizinkan Aipda Turono untuk mengajak Adit tinggal di rumahnya beberapa hari di Kabupaten Pesawaran, yang berjarak 110 kilomenter dari lokasi bencana.
"Adit cepat berbaur dengan anak-anak seumurannya dan dia mengajarkan cara bermain bola, bahkan dia juga rajin menunaikan salat lima waktu," kata Aipda Turono.