5 Fakta di Balik Populernya Capres-Cawapres Fiktif Nurhadi-Aldo, Berawal dari Komunitas Facebook
Nurhadi mengenakan baju berwarna merah terang, sementara wakilnya Aldo, mengenakan baju berwarna putih.
Berdasarkan keterangan Nurhadi saat ditemui di kediamannya oleh Kompas.com, ia mengaku sudah berhasil menjual 100-200 lembar kaus bergambar dirinya.
Kaus tersebut dijual dengan harga satuan Rp 150.000.
3. "Tronjal-Tronjol"
Tronjal-tronjol, itulah tagline yang selalu digunakan oleh capres-cawapres Nurhadi-Aldo beserta tim relawannya dalam berkampanye di media sosial.
Banyak yang bertanya-tanya apa sebenarnya arti dari "tronjal-tronjol"?
Istilah ini diambil dari ungkapan atau istilah dalam bahasa Jawa yang berarti sembarangan.
Ini menggambarkan kebiasaan orang-orang jaman sekarang yang sembarangan dalam bertingkah laku di media sosial, sehingga kerap merugikan pihak lain.
“Tronjal-tronjol itu seperti kondisi sekarang. Banyak orang asal ngomong dan timbul berita hoaks di sana-sini. Kata itu untuk orang bodoh. Ya sindiran saja biar orang lebih berhati-hati kalau ngomong di publik,” kata Nurhadi.
4. Berawal dari komunitas Facebook
Semua keriuhan di media sosial hari ini berawal dari grup Facebook yang dibentuk Nurhadi sejak lima tahun lalu.
Dalam grup itu, Nurhadi kerap membagikan kata-kata motivasi, berbagi cerita kehidupan, dan promosi jasa pijat yang ia tekuni.
Dari situlah, kemudian ada seorang pemuda yang berasal dari Sleman, Yogyakarta, menghubungi Nurhadi dan meminta ijin untuk menjadikannya sosok capres fiktif melalui berbagai bentuk poster di internet.
Inilah awal mula terkenalnya sosok Nurhadi sebagai capres dagelan, terlepas dari latar belakangnya sebagai tukang pijit dan penjaja obat tradisional yang tidak memiliki singgungan sama sekali dengan dunia politik.
5. Pengikut di media sosial
Pasangan ini mulai dibuatkan akun media sosial oleh para relawannya pada akhir Desember 2018 lalu.