Gempa 5,4 SR Guncang Bandung, 4 Kali Gempa di Jawa Barat dalam 2 Hari, Ini Penjelasan BMKG
Gempa berkekuatan sekitar 5,4 skala richter (SR) mengguncang sejumlah tempat di Jawa Barat termasuk Kota Bandung, Selasa (8/1/2019) sore.
SERAMBINEWS.COM, BANDUNG - Gempa berkekuatan sekitar 5,4 skala richter (SR) mengguncang sejumlah tempat di Jawa Barat termasuk Kota Bandung, Selasa (8/1/2019) sore.
Gempa bumi dirasakan tak terlalu lama, namun sejumlah orang yang berada di dalam bangunan terutama gedung di Bandung, merasa bergoyang.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di wilayah sekitar Jalan Sekelimus Utara, Kota Bandung, gempa bumi membuat sejumlah orang panik.
Bahkan, tak sedikit orang-orang langsung berlarian ke luar bangunan akibat gempa bumi itu.
Dari informasi yang dihimpun Tribun Jabar, gempa bumi itu terasa juga di daerah Cimahi, Braga, hingga Dago.
Bahkan, gempa bumi juga terasa di Sukabumi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, pusat atau episenter gempa bumi yang mengguncang Bandung dan sekitarnya itu terletak pada koordinat 7,83 lintang selatan dan 106,44 bujur timur.
Lebih lanjut BMKG menjelaskan, gempa bumi yang mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya itu pusatnya berlokasi di laut pada jarak 93 kilometer arah selatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada kedalaman 50 kilometer.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M=5,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,0," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Selasa.
Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan Sesar Naik (Thrust Fault)," ujarnya.
Guncangan gempa bumi ini, kata Rahmat, dilaporkan dirasakan di daerah Pelabuhan Ratu dan Sukabumi III MMI, Bandung II-III MMI, Pangandaran dan Lebak II MMI.
Bagaimana tanggapan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB), Badan Geologi, KESDM mengenai gempa bumi tersebut?
Kepala PVMBG, Kasbani juga menjelaskan pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di sebelah selatan Pulau Jawa bagian barat.
Berdasarkan tatanan tektonik, lanjut dia, perairan selatan Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Jawa.
"Wilayah di sekitar pusat gempa bumi disusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan batuan gunung api berumur tersier hingga kuarter. Batuan tersier yang terlapukan serta batuan berumur muda pada umumnya bersifat urai dan dapat mengamplifikasi guncangan gempa bumi," ujar Kasbani dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Selasa.
Lebih lanjut dia menjelaskan, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya (65,7 km; USGS) yang berada pada jalur kegempaan (Zona Benioff), gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Guncangan gempa bumi, kata dia, dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Salak (Kecamatan Cicuruk, Kabupaten Sukabumi), Gunung Gede (Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur), Gunung Tangkuban Parahu (Ciater, Kabupaten Subang) dan Gunung Guntur (Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut) dengan intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity).
Berdasarkan data BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Sukabumi dan Pelabuhan Ratu dengan intensitas III MMI, di Bandung sebesar II-III MMI, di Pangandaran, Lembang, Cibareno dan Lebak dengan intensitas II MMI.
Skala III MMI atau Skala III Modified Mercalli Intensity berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi mengenai kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," ujar Kasbani.
PVMBG, lanjutnya, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat.
Kasbani mengatakan, masyarakat Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil," ujarnya.
4 Kali Gempa Dirasakan di Jawa Barat pada 7-8 Januari
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ), ada empat kali gempa dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Barat pada 7 sampai 8 Januari 2019.
Mulai dari guncangan gempa di Tasikmalaya, Sukabumi, hingga Pangandaran.
Di Garut, Bandung dan Ciamis pun guncangan gempa itu dirasakan.
Pada Senin, 7 Januari 2018, ada dua kali gempa yang dirasakan.
Pertama, gempa bermagnitudo 4,8 pukul 22.04 WIB.
Titik gempa berlokasi di Barat Daya Kabupaten Tasikmalaya, berpusat pada kedalaman 21 kilometer.
Gempa Tasikmalaya ini dirasakan juga di Garut, Sukabumi, dan Ciamis.
Kemudian, pada puku 23.58 WIB terjadi lagi gempa di Tenggara Cilacap, Jawa Tengah.
Gempa ini bermagnitudo 4,5, berpusat di kedalaman 11 kilometer.
Gempa tersebut dirasakan pula di Jawa Barat, yaitu di Pangandaran.
Pada Selasa, 8 Januari 2019, terjadi lagi gempa bermagnitudo 5,4.
Gempa ini di Barat Daya Sukabumi, berpusat pada kedalaman 10 kilometer.
Selain Sukabumi, gempa yang berguncang pada pukul 16.54 WIB, dirasakan juga di Bandung, Pangandaran, dan Lembang.
Jelang satu jam, gempa kembali mengguncang wilayah Jawa Barat.
Pada pukul 18.05 WIB terjadi gempa bermagnitudo 4,4 di Barat Daya Pangandaran, pada kedalaman 10 kilometer.
Tidak hanya di Pangandaran, gempa ini dirasakan juga di Tasikmalaya dan Sukabumi.
DOA KETIKA GEMPA BUMI
Sebagai umat Islam, kita diajurkan untuk berdoa saat terjadi gempa.
Bacaan doa saat gempa itu dimaksudkan memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Berikut doa saat gempa mengguncang bumi:
اَللَّهُمّ إِنّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ؛ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّمَافِيْهَا وَشَرِّمَا أَرْسَلْتَ بِهِ
ALLAHUMMA INNII AS’ALUKA KHOIROHAA, WA KHOIROMAA FIIHAA WA KHOIRO MAA ARSALTA BIH, WA A’UDZUBIKA MIN SYARRIHAA WASYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA ARSALTA BIH.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan."
Semoga doa saat gempa yang kita panjatkan akan melindungi kita dari kerusakan yang disebabkan gempa.(*)
Baca: Sultan Muhammad V Turun Takhta, Raja Baru Malaysia akan Dipilih pada 24 Januari 2019
Baca: Pemerintah Pusat Minta Pemda Bantu Sambungan Listrik Gratis Bagi Warganya
Baca: Survei LSI: 6 Partai Tak Lolos ke DPR, 5 Partai Belum Aman, 3 Partai Bersaing Ketat Jadi Juara
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS: Tanggapan PVMBG Badan Geologi Soal Gempa Bumi yang Guncang Bandung dan Sekitarnya