Gunung Agung Kembali Meletus, Hembusan Abu di Ketinggian 600 Meter, Warga Diminta Tetap Waspada
Gunung Agung meletus dengan huembusan abu di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan kawah.
Kemudian tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
(2) Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Untuk mengetahui informasi selanjutnya bisa mengakses https://magma.vsi.esdm.go.id/ .
Erupsi
Sementara itu, pada Minggu (30/12/2018) sekitar pukul 04.09 WITA, Gunung Agung juga pernah erupsi.
Ketinggian abu Giri Maha Tohlangkir tidak teramati lantaran kondisi gunung tetutup kabut.
Amplitudo erupsi maksimun 22 mm dengan durasinya 3 menit 8 detik.
Jro Mangku Wayan Sukra, warga asli Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat mengatakan, erupsi terjadi begitu cepat. Tak ada tanda sebelum erupsi.
Seperti bunyi dentuman serta gemuruh. Suara letusan tak terdengar sama sekali.
"Kalau saya tak mendengar apapun sebelum dan saat erupsi. Tiba-tiba erupsi," kata Mangku Wayan Sukra, pria yang tinggal di radius lima kilometer dari puncak.
Penyebaran abu sekitar lereng Gunung Agung, Baanjar Sogra, juga tidak nampak.
Ditambahkan, warga lereng gunung tetap beraktivitas seperti biasanya.
Masyarakt tetap berladang. Pemedek yang datang bersembahyang ke Pura Pasar Agung Sebudi, Desa Sebudi, datang silih brganti. Mereka tidak takut, dan tetap beraktivitas.