Gunung Agung Kembali Meletus, Hembusan Abu di Ketinggian 600 Meter, Warga Diminta Tetap Waspada

Gunung Agung meletus dengan huembusan abu di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan kawah.

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUN BALI
Gunung Agung Meletus, Sekarang Berstatus Siaga, Kamis (10/1/2019). 

SERAMBINEWS.COM, AMLAPURA - Gunung Agung meletus dengan huembusan abu di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan kawah. 

Informasi itu dirangkum Posko Induk Pasebaya Agung dari warga sekitar.

Adapun Gunung Agung meletus sekitar pukul 19.55 WITA, Kamis (10/1/2019). 

Gunung Agung ini berada di Kabupaten Karangasem Bali

Berdasarkan catatan yang terekam di Pos Pemantauan gunung api Agung di Desa Rendang, erupsi terekam seismograf dengan durasi kurang lebih 4 menit.

Dimana amplitudo maksimum 22 mm.

Namun, tinggi kolom abu tidak teramati karena puncak gunung tertutup kabut.

 
Informasi tersebut disampaikan Putu Dana, warga Desa Sebun. 

Sebun melihat hembusan abu itu sekitar pukul 20.05 Wita.

Selain itu, Mang Ardi, warga Desa Badeg mengaku melihat letupan api kecil dan suara gemuruh dari Gunung Agung sekitar pukul 20.07 Wita.

Posko Induk Pasebaya Agung juga mendapat informasi terjadi hujan abu tipis sekitar pukul 20.23 Wita di seputaran Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem Bali.

Sementara itu, Sumber data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung, meninformasikan, kolom abu tidak teramati dikarenakan kabut.

Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). 

Berikut rekomendasinya kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung untuk mewaspadai status siaga :

(1) Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian.

Kemudian tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

(2) Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Untuk mengetahui informasi selanjutnya bisa mengakses https://magma.vsi.esdm.go.id/ .

Erupsi

Sementara itu, pada Minggu (30/12/2018) sekitar pukul 04.09 WITA, Gunung Agung juga pernah erupsi. 

Ketinggian abu Giri Maha Tohlangkir tidak teramati lantaran kondisi gunung tetutup kabut.

Amplitudo erupsi maksimun 22 mm dengan durasinya 3 menit 8 detik.

Jro Mangku Wayan Sukra, warga asli Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat mengatakan, erupsi terjadi begitu cepat. Tak ada tanda sebelum erupsi.

Seperti bunyi dentuman serta gemuruh. Suara letusan tak terdengar sama sekali.

"Kalau saya tak mendengar apapun sebelum dan saat erupsi. Tiba-tiba erupsi," kata Mangku Wayan Sukra, pria yang tinggal di radius lima kilometer dari puncak.

Penyebaran abu sekitar lereng Gunung Agung, Baanjar Sogra, juga tidak nampak.

Ditambahkan, warga lereng gunung tetap beraktivitas seperti biasanya.

Masyarakt tetap berladang. Pemedek yang datang bersembahyang ke Pura Pasar Agung Sebudi, Desa Sebudi, datang silih brganti. Mereka tidak takut, dan tetap beraktivitas.

Kepala Sub Mitigasi Gunung Berapi, PVMBG Wilayah Timur, Devi Kamil Syahbana menjelaskan, erupsi terjadi akibat adanya “overpressure” akibat akumulasi gas vulkanik.

Teramati sinar api di area puncak namun ketinggian kolom abu tak teramati.

Berdasarkan informasi satelit, abu vulkanik bergerak ke tenggara dengan ketinggian mencapai 5500 meter di atas permukaan laut.

Gunung Agung sendiri masih berada status Level III (Siaga) dengan zona perkiraan bahaya pada radius 4 km dari puncak kawah.

Baik warga, pendaki maupun pengunjung dihimbau tidak beraktifitas dalam zona bahaya tersebut.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder.

Bahaya sekunder tersebut berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Baca: Tengah Kawal Tahanan, Mobil Polisi Ditabrak Truk hingga Ringsek, Begini Kondisi Korban

Baca: Sempat tak Diketahui Keberadaannya, Akhirnya Keluarga Bertemu Gunawan di LP Nusakambangan 

Baca: Bea Cukai Sabang Musnahkan Barang Ilegal, Mulai dari Ribuan Batang Rokok Hingga Sex Toys

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Info Terkini Gunung Agung Meletus, Hembusan Abu di Ketinggian 600 Meter, Warga Diminta Waspadai Ini

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved