Plebisit UU Organik Bangsamoro
Sejarah Pendudukan AS dan Spanyol, Hingga Tergerusnya Populasi Muslim Moro (Bagian 2)
Ketika kita berbicara tentang (wilayah Bangsamoro) hari ini, kita merujuk ke Filipina Selatan. Namun, Bangsamoro ada jauh sebelum negara Filipina.
SERAMBINEWS.COM - Artikel ini adalah bagian kedua dari wawancara eksklusif Kantor Berita Turki Anadolu Agency, dengan Huseyin Oruc, Wakil Kepala Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) yang berbasis di Istanbul.
Huseyin Oruc juga merupakan salah satu anggota tim internasional yang memantau proses perdamaian di Mindanao.
Wawancara eksklusif ini dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan plebisit atau pemungutan suara semacam referendum untuk meloloskan UU Organik Bangsamoro atau Bangsamoro Organic Law (BOL).
Plebisit ini akan dimulai di dua kota di wilayah Mindanao, Filipina, Senin (21/1/2018) hari ini.
Sementara putaran kedua akan diadakan pada 6 Februari di daerah lain di wilayah tetangga.
Pengantar dan wawancara eksklusif bagian pertama dapat dilihat dalam artikel di bawah ini.
Baca: Plebisit UU Organik Bangsamoro Dimulai Besok, Begini Sejarahnya (Bagian 1 dari 6 Tulisan)
Pada bagian kedua wawancara ini, Huseyin Oruc mengurai panjang lebar tentang sejarah perlawanan Bangsamoro terhadap pendudukan Amerika Serikat, Spanyol, hingga Filipina modern.
Oruc mengatakan, serangkaian peristiwa yang terjadi semenjak pendudukan Amerika Serikat pada tahun 1898, telah menggerus populasi Muslim Moro yang telah berada di wilayah itu sejak ratusan tahun lalu.
Berikut petikannya.
Anadolu Agency (AA): Apakah perlawanan pada waktu itu lebih merupakan perjuangan nasional, perjuangan untuk tanah air?
HO: Ya, perjuangan nasional. AS mengendalikan kawasan itu. Ini tidak umum diketahui.
Baik orang Spanyol maupun orang Filipina tidak melakukan penindasan yang terlihat di bawah kendali A.S. Pada tahun 1946, Filipina mendapat kemerdekaan.
AS menduduki Filipina pada tahun 1898. Terjadi perang antara AS dan Spanyol. Amerika meninggalkan wilayah itu pada tahun 1946 dengan Perjanjian Paris, setelah tinggal di sana selama 48 tahun.
Orang-orang di wilayah itu mengalami lebih banyak penindasan dalam 48 tahun pendudukan AS daripada yang mereka hadapi dalam 500 tahun terakhir.
Ada upaya mediasi dari Istanbul pada periode ini.