Fahri Hamzah Singgung soal Kebebasan Berpendapat di Sosial Media: Rupanya Buat Galau Pemerintah

Mulanya, Fahri Hamzah menceritakan tradisi menulis pendek di era digital kini yang kerap digunakan masyarakat melalui sebuah sosial media.

Editor: Amirullah
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/12/2016) 

SERAMBINEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah buka suara soal kebebasan berpendapat melalui sosial media.

Menurutnya, hal itu membuat kegalauan bagi pemerintah.

Hal itu disampaikannya melalui channel YouTube Fahri Hamzah official yang ditayangkan Senin (11/2/2019).

Mulanya, Fahri Hamzah menceritakan tradisi menulis pendek di era digital kini yang kerap digunakan masyarakat melalui sebuah sosial media.

Menurutnya, tradisi menulis pendek melalui sosial media menunjukkan kebiasaan yang cenderung kurang baik.

Sebab fahri Hamzah beranggapan, hal itu tak akan menemukan analisa persoalan.

Baca: Sopir L-300 Diduga Sengaja Tabrak Pengendara Sepmor

Baca: Smartphone dengan Radiasi Tertinggi, Ponsel Xiaomi Mi A1 Duduki Posisi Teratas

"Sekarang ini muncul tradisi menulis teks pendek. Twitter sekarang alhamdulillah sudah menaikkan dari 140 jadi 280 (karakter)," kata Fahri Hamzah.

"Tapi apalah artinya itu kalau kegandrungan kita cuman di situ, nanti yang lahir manusia-manusia yang pendek pikirannya, tidak imajinatif, tidak mengerti ujung dan pangkal, tidak mengerti namanya pendahuluan, bagaimana menemukan analisa persoalan, bagaimana menemukan tesanya, mengeluarkan anti tesanya, melahirkan sintesanya, mengumpulkan kesimpulan."

"Orang-orang yang berpikir ini instan. Tidak ada alur, solution making (pembuatan solusi -red) atau decision making process (keputusan membuat proses -red) di dalamnya begitu," sambungnya.

Menurutnya, melalui teks-teks pendek masyarakat juga bisa terprovokasi.

Terlebih, Fahri Hamzah menganggap saat ini teks pendek mulai didiskriminalisasi.

Baca: Ustad Yusuf Mansur Terang-terangan Dukung Jokowi, Bagaimana Sikap Ustadz Abdul Somad (UAS) & Aa Gym?

Baca: Viral - Siswa Hajar Petugas Kebersihan Sekolah Hingga Pelipis Robek, Orangtuanya Juga Ikutan

"Orang-orang yang terprovokasi oleh teks-teks pendek, apalagi mulai sekarang, teks pendek pun mulai didiskriminalisasi."

"Di sekarang ini mulai ada pelarangan buku yang masif, pelarangan tulisan yang juga luar biasa, bahkan sekarang ini larang memaki, ya kan," paparnya.

Lebih lanjut, ia lantas menyinggung nama Ahmad Dhani yang menjadi tersangka soal kasus ujaran kebencian melalui sosial media miliknya.

Terkait hal itu, menurutnya pemerintah tak mengerti dan gugup dengan kebebasan berpendapat di media sosial.

"Ahmad Dhani jadi tersangka karena ngomong id**t ya, yang sudah jadi napi atau tahanan begitu karena memakai kata diludahi," jelas Fahri Hamzah.

"Gara-gara teks ini, bukan gara-gara tradisi buku. Tapi tradisi screen itu tadi, akhirnya pemerintah juga rupanya tidak mengerti dengan gelombang ini dan dia agak gugup dengan kebebasan orang di layar kaca."

"Sebab untuk pertama kali sejarah umat manusia, manusia menemukan kebebasan yang sempurna dengan memegang gadget seperti ini, Anda bisa memakai Anonim menulis apa saja, menyumpah apa saja tanpa Anda dikenal oleh orang dan itu ada kebebasan di ujung jari Anda."

Baca: VIDEO - Napak Tilas 120 Tahun Gugurnya Teuku Umar, Peserta Jalan Kaki Sejauh 50 Kilometer

Baca: VIDEO - Ahli Bedah Plastik Itu Mantan Kiper PSSB

"Itu rupanya membuat galau pemerintah," tambahnya.

Kemudian, ia juga mencontohkan kritikan terhadap pemerintah melalui sosial media yang dapat masuk ke ranah hukum.

Menurutnya, hal itu bisa mengancam dunia aliterasi.

Untuk itu, ia berpendapat seharusnya pemerintah dapat mengajarkan masyarakat kembali ke tradisi aliterasi yang sebenarnya.

"Sehingga kemudian Undang-undang ITE yang maksudnya adalah administrasi ekonomi, dipakai untuk menghajar orang-orang seperti Anda ini, diintip dan diincar. Tiba-tiba Anda mendapat surat panggilan karena mengkritik pemerintah di sreen Anda, di status Anda, dan sebagainya," papar fahri Hamzah.

"Maka kalau kita bicara hal yang demikian, kalau kita mau mengambil strateginya, kita ini ada dalam ancaman besar dunia aliterasi kita ini."

"Pertama-tama tadi karena hilangnya tradisi lama dalam cara kita berhadapan dengan teks, karena hadirnya teknologi dan sebagainya."

"Kedua, karena ada pemerintahan yang takut dengan situasi ini dan tidak mempunyi sikap yang mantap menghadapinya, yang seharusnya kalau pemerintahnya bener, dia ada berada di situ, lalu mengajarkan masyarakat kita harus kembali ke tradisi aliterasi yang sebenarnya," tandasnya.

Lihat videonya di sini:

(TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Singgung Kebebasan Berpendapat di Sosial Media, Fahri Hamzah: Rupanya Buat Galau Pemerintah

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved