Guru Tak Mampu Lagi Mendidik, Empat Siswa Pengeroyok Tenaga Honorer SMP Dikeluarkan dari Sekolah

Kebijakan ini diambil lantaran seluruh guru sudah tak mampu mendidik keempat pelaku

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/ABDUL HAQ
Faisal Pole (38) tengah melaporkan dirinya di Mapolsek Galesong, Kabupaten Takalar setelah menjadi korban pengeroyokan pelajar. Senin, (11/2/2019). (KOMPAS.com/ABDUL HAQ) 

SERAMBINEWS.COM, TAKALAR — Empat siswa SMP pelaku pengeroyokan terhadap pegawai honorer SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, resmi dikeluarkan dari sekolah.

Kebijakan ini merupakan hasil rapat sekolah bersama seluruh instansi terkait.

Rapat pada Selasa (12/2/2019) pukul 16.00 Wita yang digelar di SMPN 2 Galesong Selatan, dengan melibatkan seluruh guru, orangtua siswa, serta Dewan Pendidikan dan seluruh instansi terkait, menyimpulkan bahwa empat pelajar pengeroyokan dikeluarkan dari sekolah.

Kebijakan ini diambil lantaran seluruh guru sudah tak mampu mendidik keempat pelaku yang selama ini dikenal memang kerap berbuat onar dan berlaku tidak sopan kepada guru.

 "Hasil rapat kemarin sore, empat siswa secara resmi dikembalikan kepada orangtua masing-masing, tetapi kami tetap memberikan rekomendasi untuk pindah ke sekolah lain," kata Kepala SMPN 2 Galesong Selatan Hamzah, yang dikonfirmasi Kompas.com, pada Rabu (13/2/2019).

Sementara Dewan Pendidikan Kabupaten Takalar yang turut hadir mengaku prihatin akan kasus pengeroyokan ini dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Tentunya kami prihatin atas kasus seperti ini, tetapi semuanya kami kembalikan kepada pihak sekolah dan mengacu pada tata tertib di sekolah," kata Dahlan, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Takalar.

Kasus pengeroyokan terhadap Faisal Pole (38) yang dilakukan oleh orangtua siswa berinisial MS (48) dan anaknya, IM (12), serta tiga rekan siswa lainnya masing-masing RD (12), NA (12), serta AK (12), terjadi pada Selasa (12/2/2019) sore. Penyebab pengeroyokan ini berawal dari umpatan kasar kepada korban.

Kepala SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menjelaskan hasil keputusan rapat terkait kasus pengeroyokan terhadap pegawai honorer oleh empat siswanya. Rabu, (13/2/2019).(KOMPAS.com/ABDUL HAQ)
Kepala SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menjelaskan hasil keputusan rapat terkait kasus pengeroyokan terhadap pegawai honorer oleh empat siswanya. Rabu, (13/2/2019).(KOMPAS.com/ABDUL HAQ) 

Kasus pengeroyokan pegawai honorer petugas kebersihan SMP Negeri 2 Galesong, Talakar, Sulawesi Selatan menyedot perhatian masyarakat.

Pengeroyokan terhadap pria bernama Faisal Pole ini terjadi pada Sabtu (9/2/2019) sekitar pukul 15.00 Wita.

Kejadian ini sempat viral di media sosial Instagram setelah salah satu akun mengunggah video pengeroyokan ini.

Berikut lima faktanya:

1. Dikeroyok lima orang

Kasus pengeroyokan terhadap pegawai honorer SMP Negeri 2 Galesong, Faisal Pole (38) dilakukan oleh lima orang.

Fasial dikeroyok oleh orangtua siswa berinisial MS (48). Selain itu, ia dibantu anaknya yang merupakan siswa SMP Negeri 2 Galesong, IM (12).

Tak hanya itu, kasus pengeroyokan juga melibatkan tiga siswa lainnya, yaitu RD (12), NA (12), dan AK (12).

2. Umpatan kasar

Kasus penganiayaan bermula dari umpatan kasar seorang murid, IM (12), kepada korban.

Karena umpatan kasar tersebut, Faisal mencoba memberi teguran baik-baik ke IM, namun disebutkan jika IM melawan dan kembali mengeluarkan umpatan ke korban.

Lantas, IM pun dipukul oleh Faisal. Tak terima, IM pulang ke rumahnya dan melaporkan pemukulan tersebut kepada orangtuanya, MS.

Setelah itu, MS datang ke sekolah dan melakukan pengeroyokan kepada korban dibantu empat siswa sekolah tersebut.

"Saya lagi bersihkan sampah dan lewat ini anak lalu saya dibilang (diumpat) anjing kudisan. Saya tegur dia baik-baik, tapi dia malah melawan dan kembali saya dikatakan anjing. Jadi, saya langsung tendang dia," ucap Faisal.

3. Sering bikin onar

Kepala SMP Negeri 2 Galesong, Hamzah mengatakan bahwa pihaknya pun kewalahan mendidik para pelajar ini.

Disebutkan, keempat pelaku memang sering berbuat onar di lingkungan sekolah.

"Mereka memang sering berbuat onar terutama kepada guru perempuan, sering dia bilangi (umpat) gurunya bahkan sudah beberapa guru perempuan yang pernah datang menangis kepada saya karena dibilangi kasar," kata Hamzah.

Hamzah berstatus sebagai saksi dalam kasus penganiayaan yang melibatkan stafnya ini. 

4. Dilarikan ke puskesmas

Akibat pengeroyokan ini, Faisal mengalami luka sobek. Kepala bagian kirinya bocor dan terlihat darah mengucur mengenai seragam yang digunakannya.

Luka ini menyebabkan dia harus dilarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Galesong.

Pengeroyokan dapat redam setelah beberapa guru yang ada di lokasi melerai keduanya.

5. Orangtua mengaku khilaf

Saat berada di Mapolsek Galesong, orangtua siswa, MS meminta maaf atas kejadian tersebut. Ia mengaku khilaf atas tindakannya tersebut.

Dalam video singkat yang menyebar, terlihat MS begitu emosi dan memukul bagian kepala Faisal.

Kondisi sekolah saat itu masih penuh dengan siswa. Siswa sekolah yang melihat kejadian ini hanya bisa berteriak ketakutan. (Abdul Haq)

Baca: Sudah Lama Dipendam, Ustadz Yusuf Mansur Akhirnya Pilih Terang-terangan Dukung Jokowi, Ini Alasannya

Baca: Presiden ILC Karni Ilyas Protes saat Nusron Wahid Sebut Terkait Potret Hukum, Ini Namanya Suudzon

Baca: Pelatih PSMS Sebut Satu Kiper Persiraja Banda Aceh Segera Ikut Seleksi di Medan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Empat Siswa yang Mengeroyok Tenaga Honorer SMP Negeri Galesong Dikeluarkan dari Sekolah"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved