Pilpres 2019
'Surat Cinta' dan Celengan dari Bocah Gendis di Medan Bikin Prabowo Menangis, Berikut Isi Suratnya
Tidak hanya berisi uang, celengan tersebut juga berisi surat dan doa yang dituliskan Gendis untuk Prabowo.
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat dibuat terharu oleh siswi kelas 3 sekolah dasar saat menghadiri sebuah acara di Regale Covention Center, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (23/2/2019).
Dikutip Sreambinews dari Kompas.com, gadis kecil bernama Jawa Gendis Queen itu memberikan celengan yang berisi uang tabungannya ke Prabowo.
"Biar Bapak jadi Presiden," ucap Gendis kepada Prabowo seperti dikutip dari siaran pers tim media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Sabtu.
Prabowo menahan air matanya saat menerima pemberian Gendis.
Kemudian, ia memeluk gadis kecil itu.
"Terima kasih, Nak," kata Prabowo sambil memeluk Gendis.
Tidak hanya berisi uang, celengan tersebut juga berisi surat dan doa yang dituliskan Gendis untuk Prabowo.
Mengenakan kerudung hitam, Gendis juga tampak tanpa beban ketika memberikan hasil jualannya tersebut kepada idolanya.

(Dok. Tim media pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno)
Gendis menuliskan doa agar Ketua Umum Partai Gerindra itu terpilih menjadi Presiden 2019-2024.
"Setiap selesai shalat, Ndis selalu mendoakan agar Bapak menjadi Presiden di sujud terkahir Ndis," tulis Gendir dalam suratnya.
Gendis menceritakan bagaimana ia bisa mendapatkan uang hingga menabung untuk diberikan kepada Prabowo Uang tersebut hasil Gendis berjualan cokelat, puding, dan permen di sekolahnya.
Ketika membaca surat cinta dari bocah Sd tersebut, Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto tak kuasa menahan tangis dan berlinang airmata.
"Celengan ini Ndis kumpuli dari hasil jualan Ndis di sekolah. Hasil jualan Ndis cokelat, puding, dan candy," demikian salah satu petikan surat anak tersebut.

Dikutip Serambinews dari Facebook @Nanik Sudaryati, Bahkan, pada foto yang dirilis oleh Prabowo-Sansi Media Center, Prabowo juga kembali tampak menahan tangis tatkala membuka lagi lembaran kertas putih surat Gendis di dalam pesawat.
Gendis, begitulah panggilan gadis 8 tahun yang membuat hati Prabowo Subianto tak kuasa menahan haru setelah membaca suratnya.

Berikut isi Surat Gendis kepada Prabowo Subianto:
*Kepada Bapak Prabowo*
*Asalamualaikum warahmatullah wabarakatu*
*Bapak Prabowo nama saya Gendis Queen tapi biasa dipanggil Gendis*
*Ndis mau kasih celengan ndis untuk bapak prabowo biar bapak jadi presiden*
*celengan ini ndis kumpuli dari hasil jualan ndis di sekolah*
*hasil jualan ndis cokelat, puding, dan candy*
*setiap selesai sholat ndis selalu mendoakan agar bapak jadi presiden di sujud terakhir ndis*
*salam dua jari dari ndis di medan*
*umur: 8 tahun*
*kelas: 3 SD nurul huda*
*dan tpt ngaji: albukhari muslim*
*ndis juga atlet taekwondo sabuk merah karna ndis mau jadi militer seperti pak Prabowo*

(Dok. Tim media pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno)
Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bertemu dengan ribuan warga Medan di Regale Convention Center Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (23/2/2019).
Dalam pidatonya, Ketua Umum Partai Gerindra ini menyatakan rakyat Indonesia tidak bodoh dan tidak lagi bisa dibohongi oleh para elite yang memanfaatkan kekuasaan semata.
"Rakyat kita sudah tidak bisa dibohong-bohongi lagi. Kita harus sejahtera karena kesejahteraan harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia," ujar Prabowo seperti dikutip dari siaran pers tim media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Sabtu (23/2/2019).
Saja Prabowo menegaskan, dirinya dan calon wakil presiden Sandiaga Uno bertanggung jawab untuk berjuang membawa perubahan bagi masyarakat.
Sebab, masih banyak masyarakat di negeri ini susah makan, tidak bisa sekolah, dan susah mendapatkan layanan kesehatan.
"Kita rebut kembali kekayaan Indonesia, kita rebut kembali kemerdekaan, kita rebut kembali kehormatan Indonesia. Saya yakin bersama-sama saudara semua kita bisa," kata Prabowo.
Prabowo pun mengungkapkan, jika kekayaan Indonesia terus mengalir ke luar dan tidak dinikmati oleh rakyatnya sendiri, Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang makmur.
"Tidak mungkin sejahtera kalau sistemnya terus seperti ini. Tidak perlu jadi ahli ekonomi. Kalau bapak ibu semua kekayaannya diambil apa bisa sejahtera?" kata mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
Baca: Babak Belur Dipukuli, Harismail Dipaksa Ngaku Perkosa Bidan Desa, Labfor: Tak Ada Bukti Diperkosa