Ayah Gantikan Anak hingga Wisudawati Naik Becak Barang, Ini 3 Momen Mengharukan Wisuda UIN Ar-Raniry
Untukmu mahasiswa, cobalah lihat sekali-sekali keriput di wajah ayahmu yang semakin menua.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Ayah Gantikan Anak hingga Wisudawati Naik Becak Barang, Ini 3 Momen Mengharukan Wisuda UIN Ar-Raniry
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wisuda adalah momen penting dan sakral bagi setiap mahasiswa-mahasiswi.
Karena, wisuda ini menjadi titik akhir akhir status mahasiswa yang selama ini kita sandang.
Seperti orang menikah, wisuda --terutama di jenjang S-1--, kerap dianggap sebagai titik awal dimulainya kehidupan baru.
Mungkin bagi sebagian orang, momen wisuda ini biasa saja, tapi bagi sebagian yang lain, terutama bagi para orang tua yang bersusah payah membiayai kuliah anaknya, wisuda adalah momen kebahagiaan sekaligus kebanggaan terbesar dalam hidupnya.
Maka tangis ibu dan anak, menjadi hal yang tidak asing dalam setiap kegiatan wisuda, di kampus mana saja.
Suasana haru ini pula yang menyelimuti Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, saat prosesi wisuda 2.011 lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, 26-28 Februari 2019.
Baca: Kisah Cinta Pak Harto dan Bu Tien, Hanya Ada Satu Nama Hingga Akhir Hayat
Dari sekian banyak momen mengharukan dalam kegiatan tersebut, beberapa di antaranya terekam kamera dan diunggah ke media sosial.
Berikut 3 momen mengharukan dalam kegiatan wisuda semester ganjil tahun 2018/2019 UIN Ar-Raniry, yang dirangkum Serambinews.com dari beberapa sumber.
1. Ayah Gantikan Putrinya yang Meninggal Dunia
Kisah mengharukan ini terekam dalam sebuah video yang diunggah akun instagram UIN Ar Raniry, Rabu (27/2/2019) atau pada hari kedua wisuda mahasiswa UIN Ar Raniry di kampus tersebut.
Seperti alur yang terekam dalam video ini tampak seorang bapak ikut dalam antrean barisan mahasiswa yang akan diwisuda.
Saat nama Rina Muharrami dipanggil MC sang bapak tersebut menghampiri podium dan seperti layaknya mahasiswa lain, Rektor UIN Ar Raniry Prof Warul Walidin menyerahkan sebuah map tanda kelulusan sebagai sarjana.
Saat momen itu berlangsung, sontak seisi ruangan auditorium tempat wisuda berlangsung tiba-tiba hening.
Terdengar suara MC membacakan biodata singkat sang mahasiswi yang telah almarhum itu.
“Rina Muharrami, lahir 16 Mei 1996. Rina Muharrami telah meninggal dunia karena sakit pada tanggal 5 Februari 2019. Ijazah diterima oleh ayahandanya...” suara MC yang mendoakan almarhumah terdengar agar terbata dan tenggelam dengan suara applaus para hadirin.
Baca: Kenang Meninggalnya Julia Perez, Ruben Onsu Unggah Foto Mengharukan
Baca: Kemenag Buka Pendaftaran Beasiswa Santri Berprestasi Bulan April, Berikut 14 Universitas Pilihanmu
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin dan Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD, terlihat tidak mampu menahan keharuannya.
Sang Rektor tampak memeluk sang bapak yang menundukkan kepalanya.
Tidak sedikit para peserta, dosen dan undangan berurai air mata melihat momen tersebut.
Informasi dihimpun Serambinews.com dari berbagai sumber, sosok lelaki tegar itu adalah Bukhari yang merupakan orang tua dari Almarhumah Rina Muharrami, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry yang meninggal dunia pada tanggal 24 Januari 2019.
Beberapa hari kemudian, atau pada tanggal 5 Februari, sang sarjana muda ini berpulang ke Rahmatullah karena sakit.
Keterangan ini tertulis dalam deskripsi berjudul yang menyertai postingan video di Instagram UIN A-Raniry.
“Ayah, anakmu wisuda..
Momen paling mengharukan di acara wisuda hari kedua.
Rina muharrami, mahasiswi Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry yang memyelesaikan sidang skripsi tanggal 24 januari 2019, beberap hari kemudian tanggal 5 februari rina sang sarjana muda berpulang kerahmatullah karena sakit.
Wisuda adalah prosesi penyematan gelar sarjana, puncak pencapaian seseorang dalam menempuh pendidikan tinggi. Wisuda dan sarjana adalah anugerah kebanggaan bagi orang tua dari anak mereka. Orang tua berjuang dan berkorban demi kelanjutan pendidikan anaknya, sementara sang anak berjuang sepenuh hati segenap tenaga merengkuh cita-cita sarjana selayaknya harapan orang tua.
Dan wisuda, sekali lagi adalah puncak pencapaiannya. Dimana anak dengan bangga mempersembahkan kesuksesan untuk orang tuanya, bersama menikmati kebahagiaan.
Tapi tidak bagi ayah rina, beliau datang mewakili anaknya menjadi sarjana.
Kalimat-kalimat menyentuh pada video yang diunggah akun Instagram UIN Ar Raniry ini membuat netizen tak bisa membendung air mata.
"Anakku, hari ini Ayah datang ke acara wisudamu bersama ayah-ayah temanmu yang lain.
Ayah yang lain datang untuk melihat anaknya jadi sarjana, sementara ayah datang untuk menggantikanmu mengambil tanda sarjana dari kampusmu, Nak.
Sebenarnya kaki ayah tak lagi kuat, tapi ayah tegapkan langkah menaiki anak tangga untuk maju mengambil ijazahmu.
Hari ini Ayah berdiri di depan teman-temanmu.
Ayah sedih Nak, karena seharusnya kita ada di sini bersama.
Tetapi ayah bangga padamu, kamu itu hebat dan mampu meraih impian yang besar.
Dan kelak ayah akan menceritakan kepada warga di desa kita bahwa anak ayah seorang sarjana.
Seketika terbayang di pelupuk mata engkau datang tersenyum sangat manis dengan baju wisuda yang sangat kau idam-idamkan itu.
Kamu seakan membisikkan ditelinga ayah:
Ayah, anakmu wisuda..."
14 jam sejak diunggah, atau hingga Kamis (28/2/2019) pukul 11.00 WIB, video ini telah ditonton lebih 93 ribu kali dan menuai ribuan tanggapan.
Umumnya para netizen yang berkomentar menyatakan keharuannya.
Baca: Seorang Ayah Gantikan Anaknya yang Telah Meninggal Terima Ijazah Saat Wisuda di UIN Ar Raniry

2. Peraih IPK 3.94 Bohongi Orang Tua untuk Kuliah
Kisah kedua ini juga tidak kalah mengharukan.
Sang ibu yang tidak pernah menyangka anaknya melanjutkan kuliah, tak kuasa menahan tangis saat melihat anaknya dalam balutan baju toga.
Apalagi, putra kesayangan yang membiayai sendiri kuliahnya, berhasil lulus dengan nilai terbaik.
Kisah yang dialami oleh Selamat Ariga, mahasiswa asal Aceh Tengah ini, juga dibagikan oleh akun Instagram UIN Ar-Raniry.
Selamat Ariga merupakan mahasiswa terbaik UIN Ar-Raniry dengan IPK 3.94, pada wisuda semester ganjil tahun akademik 2018/2019.
Ia menjadi sarjana lulusan Hukum Pidana Islam dalam waktu tiga tahun setengah.
Kisahnya untuk melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) hingga menjadi mahasiswa terbaik se-UIN Ar-Raniry tidaklah mudah.
Baca: Kisah Pria Pemecah Batu yang Tuna Netra Biayai 75 Yatim Piatu hingga Kuliah dan Sudah Berkerja
Baca: Awalnya Cari Duit Tambahan Selama Kuliah, Kini Pemuda Ini Miliki Usaha Beromzet Rp 300 Juta Sebulan
Ia bahkan sempat membohongi kedua orang tuanya hanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Ariga merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara yang dibesarkan dan dididik dalam keluarga petani kopi di daerah tempat tinggalnya.
Keadaan ekonomi tak membuatnya patah arang dalam menuntut ilmu. Meski kedua orang tuanya tidak mengizinkan dirinya untuk melanjutkan pendidikan S1.
"Dulu orang tua enggak kasih saya kuliah, karena keadaan ekonomi. Orang tua takut enggak ada biaya. Orang tua takut kalau nanti akhirnya saya kecewa karena harus putus kuliah di tengah jalan," kata Ariga seperti dikutip dari Instagram UIN Ar-Raniry.
Niatnya melanjutkan pendidikan, bahkan memaksa dirinya untuk berbohong.
Ia membohongi kedua orang tuanya bahwa telah menerima beasiswa.
Dalam postingan berbeda, admin uin_arraniry_official mengunggah foto Selamat Ariga yang menangis dalam pelukan ibunya.
Foto ini disertai sebuah narasi tentang perjuangan orang tua yang tak punya kemampuan cukup, namun tetap berusaha keras membiayai kuliah anak-anaknya hingga berhasil menjadi sarjana.
"Perjalanan menuju sarjana.
Setiap wisuda, selalu saja ada banyak air mata yang tumpah. Percaya atau tidak, ia keluar sendiri tanpa disadari, semakin kuat kita menahannya semakin bercucuranlah ia tumpah ruah. Kalian tau kenapa?
Itu bukan airmata sedih ataupun penyesalan, itu adalah air mata bahagia.
Ya, ayah ibumu sangat bahagia melihat anaknya sukses menjadi sarjana. mungkin bagi sebagian orang itu biasa saja, tapi bagi sebagian yang lain itu adalah kebahagiaan sekaligus kebanggaan terbesar.
Tidak semua kita terlahir di sendok emas, dimana semua kebutuhan bisa dengan mudah dipenuhi oleh orang tua. Ada yang datang dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang untuk makan saja kadang harus puasa senin kamis.
Air mata mereka yang tumpah hari ini adalah akumulasi perjuangan selama berbulan-bulan hingga berganti tahun dalam mendukung anaknya menjemput sarjana di perantauan. Tak jarang mereka harus berpuasa demi menjamin buah hatinya tercukupi, tak peduli apapun kondisinya ayahmu akan tetap bertahan.
Untukmu mahasiswa, cobalah lihat sekali-sekali keriput di wajah ayahmu yang semakin menua. Ayah yang bekerja disawah ladang membanting tulang dibawah teriknya matahari, ayah yang bekerja kuli bangunan & tukang becak berpeluh keringat, ayah yg bekerja sebagai nelayan menyabung nyawa membelah lautan, dan ayah-ayah lainnya yang terus mengais rupiah untuk menopang cita-cita anaknya.
Genggamlah tangan ibumu yg dulu membuaimu dikala bayi kini tak lagi lembut seperti dulu. Ibumu, yang selalu memumpahkan air matanya di setiap sujud malamnya, selalu menyebut namamu dalam do'a sederhananya yang terus diulang tanpa bosan: Tuhan, lindungilah anakku.... Percayalah, setiap kali kalian menanyakan kabar mereka dikampung, sering kali mereka menjawab bahwa mereka tidak apa-apa. Lalu tanyakan pada tetangga, ternyata mereka bukan tidak apa-apa, melainkan sedang papa.
Dan air mata mereka di hari wisudamu adalah luahan rasa kebahagian & kebanggaan dari pengorbanan yg jadi jawaban dari do'a-do'a malam mereka selama bertahun-tahun."
3. Wisudawati Menumpang Becak Barang
Momen yang ini terjadi di luar ruangan wisuda.
Namun foto yang diunggah oleh Dosen UIN Ar-Raniry, Hasan Basri M Nur, di Facebook, juga menyedot perhatian warganet.
Foto itu memperlihatkan seorang perempuan yang lengkap dengan baju wisuda duduk di atas becak barang.
Sekilas, foto itu terlihat direkam saat becak barang yang membawa wisudawati itu melintas di jembatan Lamnyong ke arah Darussalam, Banda Aceh.
Hasan Basri menyebut, foto itu diabadikan oleh Hafriani.
Berikut tulisan Hasan Basri yang mendeskripsikan foto tersebut di Facebooknya.
“APA ADANYA, TIDAK GLAMOUR
WISUDA adalah momen penting & sakral bagi mahasiswa/i. Pada momen wisuda, sebagian gadis kampus rela menghabiskan uang yg banyak utk merias diri (ada yg mau moles wajah hingga hilang alis segala), traktir makan teman-teman di restoran hingga sewa mobil.
Tujuannya agar bisa tampil wah bin glamour di depan kawan-kawan dan dosen pada hari terakhir di kampus.
Tapi tak semua muda-mudi demikian. Gadis cantik ini ingin tampil apa adanya, tidak mau menipu dari penampilan. Dia tak merasa canggung menumpang becak barang nan butut (sepertinya milik keluarganya) untuk dapat hadir ke gedung wisuda UIN Ar-Raniry, Rabu (26/2).
Bagi saya selaku salah seorang pengajar di situ, tampil apa adanya lbh terhormat dari pada memperlihatkan gaya glamour yg penuh kamuflase dan bersumber dari uang yg tidak halal.
Beginilah seharusnya muda-mudi sejati. Bermodal kejujuran, semoga kamu sukses dlm menjalani hidup pascawisuda.
Mari ajak anak-anak kita, anak-anak didik kita utk berperilaku sebagaimana pesan indatu: Ngui balaku tuboh, pajoh balaku atra.
Semoga generasi milenial Aceh bek na le yg peungeut-peungeut droe, apalagi yg uet kapai toh jalo. Bertusss...
Foto: Hafriani
Menjawab Serambinews.com tentang identitas wisudawati dalam foto itu, Hasan Basri mengatakan dirinya belum mendapatkan keterangan tentang identitas wisudawati itu.
"Dilacak dulu," kata Hasan Basri saat Serambinews.com meminta nomor kontak wisudawati dalam foto tersebut.
Baca: Viral! Foto Driver Ojek Online Antar Makanan dengan Sepeda Beredar, Kisahnya Mengharukan
Wisuda Digelar Tiga Hari
Diberitakan sebelumnya, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh mewisuda atau meluluskan sebanyak 2.011 lulusan dalam wisuda semester ganjil tahun 2018/2019.
Wisuda tersebut berlangsung selama tiga hari, pada 26-28 Februari mendatang di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh.
“Wisuda akan digelar selama tiga hari, 26, 27, dan 28 Februari 2019. Digelar selama tiga hari karena jumlah wisudawan mencapai dua ribu orang lebih,” kata Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD, Jumat (22/2/2019).

Dr Gunawan mengatakan, ada yang berbeda pada wisuda mulai tahun ini, di mana para ketua program studi akan ikut menyematkan kalung kehormatan kepada para wisudawan di atas panggung.(*)