Meski Diklaim Baik Untuk Anak, DHA Bisa Sebabkan Perdarahan di Kulit Jika Berlebihan
Misalnya saja, berapa pun banyaknya susu yang dikonsumsi ibu hamil, makanan yang dihasilkannya untuk janin atau ASI untuk bayinya
SERAMBINEWS.COM - Anak-anak, terutama balita, memerlukan banyak nutrisi untuk tumbuh kembang mereka.
Salah satu nutrisi yang diklaim penting untuk mereka adalah DHA atau Docosahexanoic Acid.
Namun, tahukah Anda jika DHA bisa menimbulkan perdarahan, mirik flek berwarna kebiruan di kulit.
Kejadian itu pernah ditemuka pada anak-anak masyarakat Eskimo, yang memang pengonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak, dan ikan laut secara alami potensial mengandung asam lemak tersebut.
Baca: Kejahatan Perdagangan Organ, Saat Ribuan Tahanan Diambil Organnya untuk Kepentingan Negara
Mungkinkah kita dan anak-anak kita yang sehari-hari mengonsumsi susu ber-DHA dan mungkin ditambah lagi dengan suplemen DHA mengalami kelebihan dosis DHA?
Untuk diketahui, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk memformulasikan kebutuhan DHA.
Misalnya saja, berapa pun banyaknya susu yang dikonsumsi ibu hamil, makanan yang dihasilkannya untuk janin atau ASI untuk bayinya akan tertakar dengan pas, tak kurang ataupun lebih.
Walau demikian kita tidak boleh melakukan “pemborosan” DHA, tak terkecuali pengurangan pemenuhan kebutuhan DHA.
Baca: Mulai 1 Maret Kantong Plastik Mulai Berbayar, Ternyata Ini Bahaya Plastik Bagi Kesehatan
Kenapa? Sebab untuk DHA menurut WHO kebutuhannya sekitar 20 mg/kg berat tubuh per hari.
Sebagai ilustrasi, bayi dengan BB 10 kg, angka kebutuhan DHA-nya adalah 0,2 g/hari.
Jadi sekiranya ibu-ibu menghitung bahwa bayinya sudah mendapat asupan DHA yang cukup dari ASI atau susu formula, dan sumber makanan lain, ya sebaiknya tidak perlu ditambah lagi dengan yang lain-lain, apalagi suplemen DHA.
Hal yang sama diutarakan oleh dr. DR. Damayanti Rusli, Sp.A(K)., dari FKUI/RSCM, Jakarta., seperti yang pernah dimuat dalam rubrik Tanya Jawab Gizi tabloid nakita.
Baca: 10 Hal yang Patut Kamu Ketahui Tentang Film Captain Marvel, Dibintangi Oleh Brie Larson
Damayanti menjelaskan, asam linolenat (Omega-3) dan asam linoleat (Omega-6) adalah asam lemak tak jenuh berantai panjang yang menggunakan enzim sama (elongase dan desaturase) untuk menghasilkan DHA (dari linolenat) dan AA (dari linoleat).
Keduanya bersifat esensial atau tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, hingga harus ada asupan dari makanan.
Nah, adapaun tingginya kadar DHA dalam darah memang akan mengurangi pembentukan AA, yang pada beberapa kasus dilaporkan terjadi perdarahan atau hemolisis (pecahnya sel darah merah).
Di sinilah letak bahaya jika kadar DHA dalam darah terlalu tinggi. Oleh sebab itu, dalam mengonsumsi makanan perlu diperhatikan komposisi/perbandingan asam linoleat dengan asam linolenat, yaitu 5:1 sampai dengan 15:1.
Baca: Akibat Kedatangan Angkatan Perang Indonesia, India & Pakistan Gelagapan Akhiri Konflik Bersenjata
Sedangkan perbandingan DHA:AA antara 1:1 sampai 1:2.
Sumber asam linoleat antara lain minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak kapas, minyak kacang, minyakwijen, dan lain-lain.
Sedangkan, sumber asam linoleat dan linolenat antara lain kacang merah, kacang kedelai, minyak kedelai.
Mengenai efek kelebihan DHA ini, orangtua tidak perlu kelewat cemas.
Baca: Kisae, Mahasiswi Cantik Asal Jepang yang Mahir Bermain Rapai
Kasus kelebihan DHA seperti yang dialami orang Eskimo merupakan contoh ekstrem.
Mereka mengonsumsi ikan setiap hari dalam rentang waktu yang sangat panjang, karena alamnya memang mengondisikan demikian.
Sebaliknya, di luar kondisi ekstrem tersebut orangtua tak perlu khawatir, sebab anaknya mendapatkan DHA dalam jumlah yang cukup.
Mengapa? Tak lain karena kebutuhan tersebut akan terpenuhi dari komposisi gizi seimbang dalam konsumsi makanan sehari-hari. (Gazali Solahuddin)
Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Diklaim Baik Untuk Anak, Nyatanya DHA Bisa Sebabkan Perdarahan di Kulit Jika Berlebihan