Aceh Tertinggi Kasus Stroke
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek mengingatkan masyarakat Aceh untuk lebih berhati-hati
Program kesehatan masyarakat, menurut Syahrul harus terukur dan pasti. “Kurangi mencari popularitas. Tampilkan data-data yang nyata agar derajat kesehatan rakyat Aceh menjadi lebih baik,” pungkasnya.
100-200 orang/hari
Dr dr H Azhari Gani SPPD, KKV, FCIC, FINASIM, spesialis jantung RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh menjelaskan, penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu penyakit yang terjadi ketika ada penyumbatan parsial di aliran darah ke jantung. PJK merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Angka kematian karena PJK sebesar 17,05 persen dari total kematian.
Kasus PJK di Aceh, kata Azhari, berada pada peringkat dua nasional. Kunjungan pasien jantung ke poliklinik jantung RSUZA berkisar 100-200 orang per hari.
Tingginya pasien jantung di Aceh, menurut Azhari, disebabkan perilaku dan gaya hidup penderita. Misalnya, makan makanan tak sehat, banyak lemak, tidak banyak bergerak dan merokok.
Faktor risiko terjadi gangguan jantung koroner, menurut Azhari, antara lain hiperkolestrol, diabetes melitus, hipertensi, stres, infeksi, kebiasaan merokok, pola makan tidak baik, kurang gerak dan obisitas (kegemukan).
Hasil penelitian terbaru Badan Kesehtan Dunia (WHO), mengonsumsi tembakau memberikan sumbangan sebesar 17 persen dari hampir 18 juta kematian/tahun. Ini terjadi paling banyak pada kaum pria yang merokok.
Sementara pada kaum wanita, biasanya serangan penyakit jantung terjadi karena kegemukan. Sebanyak 36,6 persen orang Aceh menggunakan minyak kelapa dan 18,9 gram minyak kelapa sawit untuk memasak dan mengonsumsinya 20,2 gram per orang setiap hari.
Mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyakit paling mematikan, kata Azhari, sudah seharusnya setiap orang memahami beberapa gejalanya, seperti rasa nyeri di dada yang tidak biasa, namun begitu tidak semua nyeri di dada gejala penyakit jantung.
Rasa nyeri serangan penyakt jantung cukup khas, yaitu seolah-olah dada mendaat tekanan beban yang berat dan biasanya nyeri menghilang saat istirahat. Jika kondisi sudah berat dan parah, rasa nyeri tersebut biasanya tidak akan berkurang meski sudah beristirahat. Selain itu, muncul gejala sering pusing, sesak napas dan mudah lelah.
Untuk pasien jantung, kata Azhari, di RSUD Zainoel Abidin sejak 10 tahun lalu sudah bisa dilakukan tindakan kateterisasi jantung dan pemasangan cincin atau stent.(her)