Pembunuhan Siswa SUPM Ladong Aceh Besar, Cita-cita Rayhan Umrahkan Kedua Orangtua Belum Tercapai
Kondisi korban ditemukan ditutupi dedaunan saat berada di lokasi penemuan. Korban ditemukan tewas sekitar 300 meter dari belakang sekolah.
"Dia selalu bilang, Ma Aan kalau nanti sukses dan jadi orang, semua duit Aan untuk mama. Aan mau Umrohkan mama. Aan bakal jadi anak kebanggaan mama," kenang Reni mengingat ucapan buah hatinya sambil menyeka air mata.
Masih kata Reni, sebelum Aan pergi chattingan hari-hari terakhir Aan dengannya sangat manja dan layaknya seperti orang pacaran.
"Iya mamaku cinta, Mamaku sayang. Gitu jawabnya waktu chatting samaku. Kayak mau pacaran aku ini sama anakku," ucapnya haru.

Sementara itu, ayah kandung korban, Sofyan (42) terlihat lebih terpukul meratapi kepergian Aan.
"Yang paling aku ingat tentang dia, selalu saya bilang kau adalah pahlawan kecilku. Karena dia pengertian sering bantu cari makan. Saya dagang kerupuk Jangek masukkan ke grosir-grosir. Kalau dilihatnya saya capek, dia minta agar dirinya saja yang antar barang. Pas siang pulang kerja setelah pulang kerja malam, dilihatnya saya belum bangun. Selalu dibilangnya sama mamanya biar Aan aja yang jualan kerupuk jangek," kata Sofyan meneteskan air mata mengingat Aan.
"Apalagi dia itu bilang ingin sekolah kesana untuk merubah nasib keluarga. Dia itu pergi sekolah, selalu bangun sendiri dan nggak pernah ngeluh berapapun di kasih uang jajan," sambungnya.
Masih kata Sofyan, Aan ini kalau disuruh cepat dan apa yang disuruh selalu dicari sampai dapat.
"Kalau anak-anak lain misalnya disuruh beli ke kedai nggak dapat barangnya kan pulang. Kalau dia nggak, dicarinya barang yang disuruh beli itu sampai dapat," beber Sofyan.
Ayah korban, Sofyan (42) menceritakan bahwa Rayhan Al Sahri atau yang akrab disapa Aan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Anaknya memang sangat berkeinginan untuk bisa masuk di sekolah SUPM tersebut.
"Dia ingin sekolah pelayaran dan dia yang daftar sendiri, ambil formulir dari online.
Kami bilang ke almarhum kok jauh kali, tapi dia bilang mau yang sekolah negeri," kata Sofyan di rumah duka di Jalan Rumah Potong Hewan, Gang Sastro, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Senin (4/3/2019).
Sofyan menambahkan bahwa sekitar bulan 6 tahun 2018 lalu, Aan mendaftarkan diri. Kemudian sekitar bulan 7 tahun 2018 setelah dinyatakan lulus, setelah melewati tes selama seminggu, Aan kemudian pulang ke Medan. Seminggu kemudian, ia daftar ulang dan masuk asrama SUPM.
"Dia termasuk hebat, karena dari 120 siswa yang mendaftar dia masuk peringkat ke 8," ujar Sofyan.
"Setelah masuk, tidak boleh berkomunikasi dengan pihak luar selama 3 bulan. Bulan 10 tahun 2018 selesai masa basis, dilakukan pelantikan disana," sambungnya.
Hal yang paling diingat oleh Sofyan, adalah keinginan mulia Aan untuk bisa menaikkan derajat keluarga.
"Cita-cita dia ingin menaikkan derajat orangtua dan membantu orangtua," ungkap Sofyan.