Ada Negara yang Enggan Jual Tank ke Indonesia, Begini Reaksi SBY saat Tahu: Mereka Tidak Paham
Selama 10 tahun di bawah kepemimpinan SBY, Indonesia tentunya juga banyak berhubungan dengan negara lain, atau dunia internasional.
Mendapatkan laporan itu, SBY pun menanyakan alasannya kepada Purnomo Yusgiantoro.

Baca: Rocky Gerung Dianggap Hina KH. Agus Salim, Hanum Rais Beri Tanggapan
Baca: Sejumlah Radio di Kanada dan Selandia Baru Cekal Lagu Michael Jackson
"Ya, takut melanggar HAM. Tapi ada negara lain yang pada prinsipnya ok," jawab Purnomo Yusgiantoro.
SBY kemudian menanyakan negara mana saja yang mau menjual, dan negara mana yang tidak mau menjual.
"Belanda tidak mau jual tank Leopard. Jerman mau. Kemudian Amerika siap hibahkan F-16 dan jual helikopter serang Apache. Australia siap hibahkan pesawat C-130 Hercules," terang Purnomo Yusgiantoro.

Mengetahui jawaban Purnomo Yusgiantoro, SBY pun langsung bereaksi.
"Baik. Jangan beli ke negara yang gaduh. Masih banyak yang mengerti bahwa Indonesia tidak ada niat untuk menjadi negara pelanggar HAM. Mereka tidak paham Indonesia era kini. Kita pun, kalau di dalam negeri mampu bikin sendiri kita beli produksi dalam negeri. Itu kan uang kita," jawab SBY saat itu.

Baca: Ahli Matematika Uni Soviet Olga Ladyzhenskay Jadi Google Doodle Hari Ini, Inilah Kisah Tragisnya
Baca: #RomiMengintimidasiUAS Sempat Trending di Twitter, Ustadz Abdul Somad Dipaksa Netral di Pilpres?
SBY Bocorkan SMS Kemarahan Orang yang Tak Dipilihnya Jadi Menteri, Ani Yudhoyono Ungkap Sebabnya
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pertama kali naik menjadi Presiden Indonesia ke-6 pada tahun 2004 lalu.
Saat itu, SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla atau JK.
SBY menjadi presiden untuk pertama kali setelah mengalahkan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi pada putaran kedua.
Begitu terpilih menjadi presiden, SBY pun menyusun kabinetnya, yang belakangan dinamainya sebagai Kabinet Indonesia Bersatu.
Sejumlah nama pun masuk ke dalam kabinet yang telah disusun oleh SBY tersebut.
Terkait penyusunan kabinetnya, SBY pun memiliki sebuah cerita di baliknya.
Cerita itu disampaikannya dalam buku yang berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.
Dalam buku itu, SBY mengungkap sejumlah reaksi dari berbagai orang pasca pengumuman nama-nama yang masuk ke dalam kabinetnya.