Tentara Arakan Serang Pos Polisi, Myanmar Tarik Pasukan dari Rakhine
Pemerintah Myanmar menarik pasukannya dari beberapa pos terdepan di Negara Bagian Rakhine utara, pascaserangan oleh tentara Arakan.
Zaw Htay, juru bicara Kantor Presiden, mengatakan pada jumpa pers yang diadakan di Istana Kepresidenan di Nay Pyi Taw pada 7 Januari lalu, bahwa Tatmadaw (militer Myanmar) keberatan dengan keberadaan dua kubu Arakan Army dan tiga kamp Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di sisi Bangladesh.
“Cukup sulit untuk membasmi Arakan Army karena itu bukan wilayah yang dimiliki Myanmar. Mereka bisa lari ke tempat lain jika mereka menghadapi kesulitan.” ujar Zaw Htay.
Menurut Zaw Htay, ARSA adalah organisasi teroris. Kerja sama Arakan Army dan ARSA masalah pada Mro dan Dienet, suku Rakhine, dalam serangan teroris sebelumnya.
“Kami ingin AA menghindari tindakan yang dapat mendorong ARSA secara politis dan militer, ”kata Zaw Htay.
Negosiasi dilakukan antara AA dan ARSA. ARSA aktif di barat gunung Mayu di Negara Bagian Rakhine dan Arakan Army di timur. Bagian barat dan timur gunung Mayu adalah daerah aktif yang ditunjuk, kata Zaw Htay.
Baca: Jokowi Diminta Copot Sofyan Djalil
Baca: Dubes Uni Eropa Puji Perkembangan Aceh
Baca: Pendaftaran Pelajar ke AS Dibuka
Pemerintah Myanmar ingin Arakan Army datang ke tahap dialog politik untuk berdiskusi dengan komisi perdamaian tentang kesetaraan etnis seperti kelompok-kelompok bersenjata etis yang tersisa. "Dan tidak untuk memulai operasi yang mendukung organisasi teroris dan tidak bekerja sama dengan mereka," kata Zaw Htay.
Namun, mengutip pernyataan dari pemimpin Arakan Army, ultimatum Zaw Htay ini adalah penghinaan bagi seluruh rakyat Rakhine.
“Arakan Army tidak akan pernah takut dengan kata-kata Zaw Htay yang mengancam. Arakan Army akan terus melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan harus melayani kepentingan orang-orang Rakhine sampai kami mencapai tujuan kami,” ungkap pemimpin Arakan Army dalam sebuah pernyataan.
“AA akan bergerak menuju tujuan kita dengan berpegang pada keyakinan kita untuk melarikan diri dari kehidupan yang menindas dan untuk memperjuangkan kebenaran,” demikian penegasan dalam pernyataan tersebut.(Anadolu Agency)