Game FPS Makin Diminati
Game bergenre First Person Shooter (FPS), yang membuat penggunanya bisa bermain dengan sudut pandang
Illiza mengatakan, kejadian itu sangat berkaitan dengan Islamphobia yang saat ini menjangkit dunia. Padahal lokasi kejadian serangan teroris itu dikenal sebagai kawasan yang aman. “Apapun alasan dia (teroris), ia tidak akan pernah tenang dan selalu ketakutan melihat umat islam beribadah,” ujar Illiza.
Illiza mengatakan, video serangan teroris itu terjadi seperti dalam sebuah game. Namun ia mengakui, game kekerasan akan membentuk karakter diri para pemainnya. Sehingga pemain game akan berobsesi emlakukan tindakan seperti dalam game. Makanya menurutnya, game yang dimain oleh anak-anak harus selektif.
“Dulu saat saya menjabat, ketika razia tengah malam saya menemukan anak-anak yang main game sampai lupa diri, saat saya tepuk-tepuk dia tidak sadar sedang razia. Maka perlu pengawasan, karena game membuat kecanduan, sejak kecil saja sudah kecanduan tentu itu akan merusak dia,” ujar Illiza.(fit/mun)