Pasukan Sri Lanka Serbu Markas Pelaku Bom Bunuh Diri, 15 Orang Tewas, Ini Barang Bukti yang Disita
Pasukan Sri Lanka menyerbu tempat yang diyakini sebagai markas operasi terduga teroris saat serangan pada Minggu Paskah pekan lalu (21/4/2019).
Operasi penyerbuan itu dilakukan di kediaman yang diduga merupakan tempat persembunyian kelompok ekstremis Islam di dekat kota Kalmunai.
"Tiga pria lain, juga diyakini sebagai pembom bunuh diri, ditemukan tewas di luar rumah," lanjut pernyataan polisi, dikutip AFP.
Operasi penyerbuan dilancarkan polisi dengan didukung tentara Sri Lanka.
Baku tembak berlangsung selama lebih dari satu jam. Jenazah para korban baru ditemukan setelah dilakukan penyisiran lokasi pada Sabtu (27/4/2019) pagi.
"Sejumlah pria bersenjata menembaki pasukan saat mereka berusaha menyerbu rumah pada malam hari," ujar juru bicara militer Sri Lanka, Sumith Atapattu.
Operasi penyerbuan oleh tim gabungan polisi dan tentara itu dilakukan setelah mendapat informasi terkait para tersangka yang bertanggung jawab atas serangan bom pada Minggu Paskah (21/4/2019) bersembunyi di Kalmunai, sekitar 370 kilometer arah timur ibu kota.
"Tidak ada korban dari pihak pasukan keamanan selama operasi penyerbuan," kata polisi.
Lokasi yang diserbu pasukan keamanan Sri Lanka itu diyakini sebagai tempat di mana para pelaku merekam video janji setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebelum melancarkan serangkaian serangan bom bunuh diri di tujuh tempat.
Polisi mengatakan mereka menemukan bendera ISIS dan seragam yang mirip dengan yang dikenakan oleh delapan orang anggota yang terekam dalam video yang dirilis media propaganda ISIS beberapa hari usai serangan bom yang menewaskan lebih dari 250 orang itu.
"Kami menemukan kain bendera yang digunakan sebagai latar saat kelompok itu merekam video mereka," kata polisi dalam pernyataannya.
Polisi juga menunjukkan pakaian dan kain bendera yang digunakan dalam siaran di televisi.
Sementara sebanyak 150 batang dinamit dan sekitar 100.000 bola-bola besi disita dari lokasi persembunyian.
Pasukan keamanan Sri Lanka masih terus meningkatkan operasi pencarian untuk ekstremis Islam yang bertanggung jawab atas serangan bom pada Minggu Paskah.
Penyerbuan itu terjadi sejak gelombang ledakan bom yang menghantam delapan tempat di Sri Lanka, antara lain gereja dan hotel mewah, yang menewaskan 253 orang.
Pemerintaha Sri Lanka menyatakan sebenarnya aparat keamanan mereka sudah menerima adanya laporan intelijen mengenai serangan itu pada 4 April, atau dua pekan sebelumnya.