Breaking News

Seumur Hidup Hanya 2 Kali Sakit, Ini Rahasia Sehat Rasulullah SAW, Salah Satunya dengan Puasa

Mengapa Rasulullah jarang sakit? Pertanyaan ini menarik untuk dikemukakan. Seperti apa gaya hidup sehat beliau?

Editor: Amirullah
Relawan buka puasa di Masjid Nabawi 

SERAMBINEWS.COM - Sebagai manusia hidup sehat bisa disebut sebagai ekspektasi terindah. Mau dong hidup sehat, segar tanpa sakit-sakitan?

Junjungan umat muslim, Nabi Muhammad SAW pun ternyata jarang sakit lo.

Mengapa Rasulullah jarang sakit? Pertanyaan ini menarik untuk dikemukakan. Seperti apa gaya hidup sehat beliau?

Secara lahiriah, Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit.

Konon, selama hidupnya Rasulullah SAW hanya sakit dua kali.

Sakit pertama Rasulullah yaitu setelah menerima wahyu pertama, ketika itu beliau mengalami demam hebat.

Kemudian, sewaktu menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah, hingga akhirnya meninggal dunia.

Baca: Dokter Ani Analisa Penyebab Meninggal KPPS dari Segi Medis, Adian: Jangan Ada Kesombongan Profesi!

Baca: Dede Yusuf dan Rachel Bakal Kembali Jadi Anggota DPR RI, Keduanya Ingin Masuk ke Komisi X

Hal ini memperjelas gambaran bahwa beliau memiliki fisik sehat dan daya tahan luar biasa.

Padahal kondisi alam Jazirah Arabia waktu itu terbilang keras, tandus, dan kurang bersahabat.

Ilustrasi unta di Padang Pasir

Maka siapa pun yang mampu bertahan puluhan tahun dalam kondisi tersebut, plus berpuluh kali mesti menghadapi peperangan yang dijalaninya, pastilah memiliki daya tahan tubuh yang sangat luar biasa.

Ternyata Rasul sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan.

Jika kita telaah Alquran dan Sunah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan.

Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah sangat peduli terhadap kesehatan.

Mengutip Gana Islamika, dalam Shahih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadis yang membicarakan masalah ini.

Belum lagi yang tersebar luas dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dsb.

Bagaimana Cara Rasulullah Menjaga Kesehatan?

Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit. Di antaranya:

Makanan halal di Taiwan. (Grid.id)

Baca: Tiap Jelang Berbuka, Ada Kultum oleh Tokoh Top di Masjid Jamik Darussalam

Baca: Paparkan Dugaan Berbagai Kecurangan ke Media Asing, Prabowo Disebut Ingin Ulang Skenario Venezuela

Makan yang Halal dan Thayyib

Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik).

Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya.

Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.

Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan air liur dan pencernaan.

Rasulullah bersabda,”Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran.”(HR. Ibnu Majah dan Hakim)

Pola Makan

Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.

Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas).

Disabdakan,”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.”(HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Ilustrasi makanan di hotel.

Baca: Setelah Barcelona Dihabisi Liverpool, Lionel Messi Malah Ditinggal Bus Tim ke Bandara

Baca: Suami Bantai Istri dan Dua Anak

Cara Makan Tak Tergesa-gesa

Ketiga, makan dengan tenang, tuma’ninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang.

Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan.

Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna.

Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.

Pola Tidur

Keempat, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua.

Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan salat sampai waktu yang diizinkan Allah.

Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan.

Terkait hal ini, penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan.

Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat.

Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari.

Nah, Rasulullah biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.

Cara tidurnya pun sarat makna.

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat.

Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan.

Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional.

Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung.

Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk salat malam.

Baca: Pemilik Menolak Mobil Eks Singapura Dilelang

Rajin Puasa

ilustrasi puasa ramadan (kolase Tribun Video)

Kelima, istiqamah melakukan puasa Sunah di luar puasa Ramadan.

Karena itu, kita mengenal beberapa puasa Sunah yang beliau anjurkan, seperti Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, puasa Daud, puasa enam hari di bulan Syawal, dsb.

Puasa adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai ampas makanan, menahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa.

Selain itu, puasa menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Puasa juga sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.

Selain lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah SAW yang layak kita teladani.

Di antaranya adalah cara bersuci, cara memanjakan mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.

Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam salat.

Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati.

Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam mengelola hati, pikiran, dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Mahatinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani. (EH)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Seumur Hidup Hanya 2 Kali Sakit, Simak Rahasia Gaya Sehat Rasulullah SAW, Puasa Salah Satu Tipsnya

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved