BERITA POPULER - 7 Jet Tempur Prancis Mendarat di Aceh, Kisah Badiun, Video Indomaret dan Abusyik

Kisah hidup dan meninggalnya pria bernama Badiun Ismal (40) menempati urusan kedua berita populer di Serambinews.com, pekan ini.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Kolase foto berita populer Serambinews, pekan kedua Mei 2019. 

Menurut Rohid, Badiun warga sekampung dengannya di Gampong Meunjee Peut, Kecamatan Murah Mulia, Aceh Utara.

Menurut Rohid, Badiun berasal dari keluarga yang sangat miskin.

Selama ini, dia bekerja serabutan di Banda Aceh dan tinggal seorang diri di gubuk di depan rumah Ayah Papua, perantau asal Papua, di kawasan Keudah, Banda Aceh.

Baca: Warga Asal Lhokseumawe Ditemukan Meninggal di Samping Gubuk di Keudah, Banda Aceh

Ayahnya, Ismail, juga tinggal seorang diri di kampung halamannya di Meunjee Peut, Aceh Utara.

“Sama seperti Badiun, ayahnya juga hidup seorang diri di gubuk reot dan dalam kondisi sakit-sakitan,” ujar Rohid.

Kisah hidup Badiun ini menimbulkan banyak simpati dan keprihatinan pembaca Serambinews.com dan warganet.

Pasalnya, saat Rohid bertanya kepada pihak medis tentang dugaan penyebab meninggalnya Badiun, sang petugas medis menduga Badiun meninggal karena kekurangan cairan.

Beberapa warganet mengait-ngaitkan meninggalnya Badiun ini dengan kemiskinan di Aceh.

Ada yang menduga, Badiun meninggal karena kelaparan dan penyakit kronis yang dideritanya selama ini.

“Terungkap jugak kan.kemiskinan di aceh belum teratasi sampek sekarang.apa lagi sampek kepelosok desa.itu salah satu kecil bahwa kemiskinan di aceh masih banyak,” tulis T Lizar Ijal, dalam kolom komentar di postingan berita tersebut di Facebook Serambinews.com.

Rohid yang bekerja sebagai buruh bangunan di Banda Aceh, sempat kesulitan membawa pulang mayat Badiun, karena dirinya dan keluarga Badiun tidak punya uang untuk biaya ambulans.

Karena tidak pernah dirawat di RS, maka mayat harus dibawa pulang dengan ambulans sewaan.

Ia pun bertanya ke pihak RS, ternyata biaya ambulans adalah sebesar Rp 8.000 per km.

Total, Rohid perlu uang Rp 2.245.000 untuk biaya ambulans membawa pulang jenazah Badiun ke Gampong Meunjee Peut, Kecamatan Murah Mulia, yang berjarak sekitar 280 kilometer dari Banda Aceh.

Untungnya, Rohid punya kenalan yang kemudian menghubungkannya dengan Mukminan SE, Anggota DPRK Banda Aceh yang menyediakan ambulans gratis.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved