Polemik Tiket Pesawat
Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal, Pengusaha Dukung Maskapai Asing Beroperasi di Tanah Air
Dukungan tersebut disampaikan Hariyadi mengingat maskapai Garuda Indonesia Grup dan Lion Grup telah menguasai pasar penerbangan domestik.
“80 persen komponen dari tarif itu dolar, mulai dari harga pesawat, leasing pesawat, harga avtur, sparepart, maintenance, semua dolar. Hanya gaji pilot saja yang rupiah,” ungkap pengusaha asal Sulawesi Selatan.
Justru, ujar JK, jika tidak disesuaikan tarifnya akan merugikan maskapai itu sendiri.
JK mencatat ada sekitar 30 perusahaan penerbangan yang terpaksa gulung tikar karena rugi, selama 20 tahun belakangan.
“Otomatis kalau tarif tidak naik, bangkrut semua. Sekarang kalau kita biarkan bisa-bisa Garuda rugi, Lion juga rugi. Kalau mau diturunkan lagi tambah rugi dia, bisa-bisa pesawat terbang semua tidak jalan,” ucapnya.
Ia pun meminta masyarakat memaklumi keadaan saat ini dan mengimbau penggunaan transportasi alternatif.
Pemerintah sebelumnya telah berupaya mengatasi masalah tarif tiket pesawat dengan menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat, namun belum membuahkan hasil.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada April 2019 turun sebesar 6,26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 5,7 juta orang.
Jumlah penumpang pesawat domestik pada periode Januari-April 2019 juga merosot 20,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 23,98 juta.
Baca: Polisi Tangkap 15 Anggota Jaringan Narkoba Internasional, 12 Tersangka Ditembak
Baca: Dikenal Sakti dan Kebal, Inilah Detik-detik Kopassus Lumpuhkan Dukun PKI Mbah Suro di Padepokannya
Berbenah Diri
Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumardi menaruh harapkan besar kepada maskapai lokal untuk terus berbenah diri.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi bersama anggota Watimpres dan DPR RI Komisi V kunjungi Posko Terpadu Angkutan Lebaran dalam menangani Mudik Lebaran 2019, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. TRIBUNNEWS.COM/IST (TRIBUNNEWS.COM/IST)
Hal itu disampaikan Menhub menyusul rencana Presiden Joko Widodo mengundang maskapai asing masuk ke Indonesia agar harga tiket pesawat bisa lebih terjangkau.
"Efektif atau tidak itu tergantung kesiapan mereka sendiri, tetapi sebenarnya saya masih menaruh harapan bahwa maskapai yang ada itu melakukan suatu reformasi," ujarnya di Jakarta, Senin (10/6/2019).
"Supaya ada suatu keseimbangan harga, keseimbangan supply and demand sehingga maskapai asing itu menjadi alternatif," sambung dia.
Mantan Direktur Utama Angkasa II itu mengatakan, rencana Presiden mengundang maskapai asing masuk RI memiliki semangat agar permintaan dan penawaran bisa seimbang.