Menghilang 6 Bulan, Mantan Keuchik Mangaku Disekap
Dugaan banyak pihak bahwa pris berumur 48 thun itu sengaja menghilangkan diri dari gampong
BLANGPIDIE - Masih ingat Muhammad Aris? Dugaan banyak pihak bahwa pris berumur 48 thun itu sengaja menghilangkan diri dari gampong saat ia masih menjabat Keuchik Blang Makmur, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) akhirnya menemui titik terang. Ayah empat orang anak ini dikabarkan hilang saat memancing ikan di bantaran kolam labuh Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Serangga, Kecamatan Susoh, Abdya, pada 31 Desember 2018 lalu.
Sempat diduga hilang diseret arus laut, tapi kenyataannya ia masih hidup, kemudian pulang sendiri ke rumah di Dusun Tengah, Desa Blang Makmur, Kecamatan Kuala Batee, Minggu (14/7) malam, bakda magrib. Dia kembali ke rumah setelah keberadaannya dibalut misteri selama enam bulan lebih. Tak lama berada di rumah, M Aris melapor ke Polsek Kuala Batee dengan ditemani istrinya, Rosmanidar, sekira pukul 19.10 WIB.
Kapolres Abdya, AKBP Moh Basori SIK dihubungi Serambi, Senin (15/7) membenarkan bahwa Muhamad Aris sudah kembali dan melapor ke Polsek Kuala Batee, Minggu malam, setelah keberdaannya tak diketahui enam bulan lebih. “Dia sudah diminta keterangan,” kata Kapolres.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan M Aris kepada Polsek Kuala Batee bahwa pada 31 Desember 2018 lalu, ia memancing di bantaran kolam labuh PPI Ujung Serangga, Kecamatan Susoh. Sekira pukul 17.30 WIB, didatangi tiga orang tidak dikenal, kemudian menyekap dirinya. Lalu, tiga orang tersebut membawa M Aris ke Desa Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, menggunakan mobil Toyota Innova. Setiba di Desa Kuta Tinggi ia berhasil melarikan diri ke lokasi pengunungan kawasan tersebut. Sempat bermalam di gunung, M Aris turun ke Kota Blangpidie, kemudian menuju Aceh Singkil dengan menumpang mobil jenis Colt Diesel.
Lalu, apakah pengakuan M Aris bisa dipercaya? “Itu kan ngomongan dia,” ungkap Kapolres AKBP Moh Basori. Sebab, menurut Kapolres, ada yang janggal dari pengakuan M Aris yang disampaikan kepada polisi. “Kalau memang disekap, kemudian berhasil meloloskan diri, kenapa tidak melapor ke polisi? Dia malah pergi ke Aceh Singkil. Sudahlah, pengakuan seperti itu tak penting. Yang pasti, kasusnya tetap kita naikkan terus,” tandas Kapolres AKBP Moh Basori.
Kapolres Abdya menyebutkan M Aris diperiksa atas dugaan korupsi Anggaran Desa Blang Makmur tahun 2018. “Pemeriksaan di-BAP-kan. Setelah ditemukan bukti yang cukup maka yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka,” ungkap Kapolres AKBP Moh Basori.
Camat Kuala Batee, Khiruman dan Pj Keuchik Blang Makmur, Darman Jas dihubungi Serambi mengaku sudah mengunjungi M Aris di Mapolsek Kuala Batee setelah mendapat kabar kalau mantan keuchik Blang Makmur itu sudah kembali, kemudian melapor ke Polsek Kuala Batee.
“Keterangan kita peroleh, dia pulang ke rumah melalui pintu belakang. Tak lama di rumah, M Aris melapor ke Polsek Kuala Batee, ditemani istrinya, Rosmanidar, ” kata camat.
Selain sudah ditemui Camat Kuala Batee, Khairuman dan Pj Keuchik Blang Makmur, Darman Jas, para keuchik di Kecamatan Kuala Batee juga sudah mengunjungi Muhammad Aris ketika masih berada di Mapolsek Kuala Batee, Senin siang. ”Kami datang menghibur, sekaligus melihat kondisinya,” kata Pj Keuchik Blang Makmur, Darman Jas.
Dari foto yang beredar kemarin, tampak M Arsi dalam kondisi kurus setelah selama enam bulan lebih keberadaannya dibalut mistreri.
Diberitakan sebelumnya, M Aris dikabarkan hilang saat memancing ikan di bantaran kolam PPI Ujung Serangga, Susoh pada 31 Desember 2018 lalu.
Kasus hilangnya Keuchik M Aris ini merebak setelah aparat Polisi Air Polres Abdya menemukan satu unit sepmor jenis Honda Vario warna hitam tanpa nomor polisi di Ujung Serangga, Kecamatan Susoh, Selasa malam, tanggal 1 Januari 2019 lalu.
Sepmor yang sudah lama terparkir di dermaga Ujung Serangga tersebut diduga milik Muhammad Aris, Keuchik Blang Makmur, Kecamatan Kuala Batee, yang menghilang tanpa kabar sejak dua hari lalu.
Hal itu diketahui, karena di lokasi kejadian, warga dan petugas menemukan kartu identitas dan petunjuk lainnya seperti SIM, dompet, alat pancing, dan ikan hasil tangkapan. Pihak Tagana Abdya bersama anggota Polsek dan warga setempat mencari keberadaan M Aris dengan menyisir bibir pantai di sekitar lokasi ditemukannya sepmor tersebut. Upaya pencarian saat itu tidak membuahkan hasil.
Kabar hilang ayah empat ini membuat sibuk banyak pihak mencarinya. Pencarian dilancarkan dengan penyisiran perairan laut perairan Susoh dan sekitarnya karena diperkirakan Keuchik Blang Makmur itu hilang setelah jatuh ke laut, kemudian diseret arus.
Percarian berlangsung tujuh hari melibatkan personel polisi dari Polres dan Polisi Air, TNI, petugas Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK), Tagana, Satgas SAR, termasuk SAR Meulaboh serta para nelayan. BPBK Abdya sempat mendirikan Posko Pencarian di Pantai Ujong Serangga.
Pencarian juga dilancarkan di darat, juga melibatkan anggota keluarga, termasuk seluruh keuchik di Kecamatan Kuala Batee. Lokasi semak belukar dan area tanaman rumbia di kawasan Susoh sudah disisir. Pencarian didarat dikarenakan ada dugaan M Aris hilang dibawa makhluk halus.
Upaya pencarian di laut dan di darat selama tujuh hari yang menguras tenaga tidak ada hasil. Kemudian berkembang isu kalau M Aris sengaja menghilangkan diri terkait pertangungjawaban anggaran Desa Blang Makmur 2018. “Bila hilang diseret arus, setelah kurun waktu paling lama tujuh hari akan muncul ke atas permukaan laut,” kata seorang nelayan di Ujung Serangga, saat itu.
Diperoleh informasi, beberapa hari setelah M Aris dilaporkan hilang, aparatur Gampong Blang Makmur melapor kepada Wakil Bupati Abdya tentang terjadi ketekoran kas desa mencapai Rp 445,63 juta, dari total anggaran 2019 sebesar Rp 1,28 miliar.
Merespons laporan tersebut, Wakil Bupati Muslizar MT memerintahkan Inspektorat Abdya untuk mengaudit atau pemeriksaan penggunaan anggaran Desa Blang Makmur. Inspektorat segera menurunkan tim untuk memeriksa alur kas Desa Blang Makmur.
Menurut Kepala Inspektorat Abdya, Said Jailani, dari hasil audit yang telah dilakukan ditemukan kekosongan kas Desa Blang Makmur mencapai Rp 445,63 juta lebih.
Melalui perantara Pj Keuchik Blang Makmur, Darman Jas, Serambi berhasil melakukan wawancara singkat dengan mantan keuchik Blang Makmur yang masih berada di Mapolsek Kuala Batee ini, Senin siang kemarin.
Tapi dalam wawancara melalui telpon itu, M Aris masih enggan berbagi kisah perluangannya selama enam bulan lebih (sejak 31 Desember 2018 sampai 14 Juli 2019) dengan alasan masih perlu menenangkan diri. Berikut wawancara singkat Serambi Indonesia (SI) dengan M Aris (MA), Senin kemarin.
SI: Alhamdulillah, sudah kembali, ke mana saja Saudara selama hampir tujuh bulan?
MA: Saya bekerja di Aceh Singkil.
SI: Kabar beredar, saudara pergi ke Malaysia
MA: Saya tidak ke luar negeri, karena negeri kita masih luas.
SI: Kondisi badan Saudara tampak lebih kurus dari sebelumnya.
MA: Saya tampak kurus karena bekerja di gunung kawasan Aceh Singkil. (Namun, tidak dijelaskan jenis pekerjaan yang dia tekuni di sana).
SI: Bisa diceritakan kisah sehingga Saudara pergi ke di Aceh Singkil?
MA: Nantilah saat kita ketemu.
SI: Kenapa akhirnya Saudara memilih kembali ke rumah?
MA: Saya minta waktu untuk menjelaskannya.
Dalam wawancara singkat itu, M Aris mengaku bahagia setelah kembali ke rumah, bertemu dengan istri dan anak-anaknya. Dia mengaku memiliki empat putra-putri, satu di antaranya sedang menimba ilmu di salah satu perguruan tinggi di Banda Aceh. (nun)