Ketua Harian PNA Kritik Plt Gubernur ke Amerika, Kasus Dana 2 T dan APBA-P Lebih Urgent Diselesaikan
Faktanya hingga penghujung Juli, masih banyak paket pekerjaan yang belum juga ditender.
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Harian DPP Partai Nanggroe Aceh (PNA) Samsul Bahri yang juga anggota DPR Aceh melontarkan kritikan atas kunjungan kerja Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah ke Amerika Serikat yang dijadwalkan akhir pekan ini.
Kunjungan tersebut dinilai tidak begitu penting di tengah kemelut dana Rp 2 triliun APBA 2019 yang terancam tak dapat direalisasikan akibat kesalahan dalam mekanisme penganggaran.
Sehingga berpotensi menjadi mega SiLPA di akhir tahun 2019 mendatang.
"Oleh karenanya kami sangat menyesali dan mengecam kegiatan Kunker tersebut di tengah kemelut APBA 2019 yang sampai saat ini belum ada solusinya," ujar pria yang akrab disapa Tiyong ini kepada Serambinews.com, Senin (23/7/2019).
Pihaknya menilai persoalan anggaran hibah dan Bansos Rp 2 triliun dalam APBA 2019 dan rencana pembahasan APBA-P lebih urgen untuk segera diselesaikan daripada sekadar Kunker keluar negeri.
Menurutnya di tengah situasi seperti ini, Plt Gubernur idealnya memimpin langsung jajarannya mencari jalan keluar terbaik agar anggaran Rp 2 triliun yang didominasi oleh hibah dan Bansos kepada masyarakat tersebut dapat dicairkan.
Bahkan ada yang jauh lebih penting bantuan terhadap dayah-dayah/pesantren belum juga cair.
"PLT menyebut salah mata anggaran, bukan menyelesaikan masalah yang sudah sangat akut ini? Eh malah meninggalkan bawahan demi melancong ke luar negeri. Jika memang tak ada lagi jalan keluar lainnya, segera saja ajukan RAPBA Perubahan ke DPRA," ujarnya.
Baca: Peringati Hari Adhyaksa, Jaksa Lhokseumawe Ziarah ke TMP Blang Panyang
Baca: BKPBM Tawarkan Mahasiswa Aceh Beasiswa ke Cina
Baca: Haji Uma Surati Kemenlu dan KBRI Malaysia Minta Tangani Kasus TKW Aceh yang Disiksa Majikan
Dia sebutkan sepatutnya pula Plt Gubernur memonitor langsung kinerja TAPA dan SKPA dalam melakukan pembahasan bersama Banggar DPRA hingga tuntas.
Seharusnya seluruh kepala SKPA saat ini dikarantina agar fokus menyelesaikan persoalan anggaran Rp 2 T yang bermasalah dan APBA-P.
"Sebelum persoalan tersebut tuntas, mereka harus dilarang melakukan perjalanan dinas keluar daerah atau luar negeri. Nah ini bagaimana mau melarang para Kadis, jika Plt Gubernur sendiri malah sibuk jalan-jalan ke luar negeri. Hal ini menunjukkan Plt Gubernur tidak mau menempatkan kepentingan rakyat pada skala prioritas dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin," tukasnya.
Tiyong menyebutkan Kunker ini juga tidak selaras dengan imbauan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar kepala daerah mengurangi Kunker karena anggaran negara sedang defisit.
Wapres JK juga menghimbau kepala daerah agar tidak Kunker keluar negeri, cukup studi banding dalam negeri saja.
Namun himbauan tersebut sepertinya tidak menjadi pertimbangan Plt Gubernur sehingga tetap melakukan Kunker walaupun ada hal lain yang lebih urgen untuk diselesaikan.
"Kami mencatat ini adalah Kunker Plt Nova ketiga kalinya keluar negeri dalam satu bulan terakhir. Pertengahan Juni lalu Plt Gubernur telah melakukan Kunker ke Belanda. Akhir juni Kunker lagi ke Thailand dalam rangka KTT IMT-GT. Nah ini berangkat lagi ke Amerika, padahal ada PR besar yang harus diselesaikan secepatnya agar tidak merugikan rakyat. Ini menunjukkan beliau semakin hobi jalan-jalan keluar negeri. Bagaimana kita mau berharap Aceh akan hebat, kalau pemimpinnya lebih sibuk naik turun pesawat," kritik Tiyong.