Kisah Inspiratif
Tak Disangka, Semula Hanya untuk Obati Kanker Ibu, Kisah Doni Menanam Buah Tin Menuai Berkah
Dalam sebulan sarjana teknik komputer itu rata-rata dapat mengumpulkan uang Rp 1,5 juta dari penjualan buah tin, teh daun tin serta pengganti biaya pe
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Doni Defrianto (26) tak pernah terbersit buah tin yang ditanamnya untuk mengobati kanker payudara sang bunda, membawa berkah dalam hidupnya.
Dalam sebulan sarjana teknik komputer itu rata-rata dapat mengumpulkan uang Rp 1,5 juta dari penjualan buah tin, teh daun tin serta pengganti biaya pembibit buah tin.
Pendapatan itu jauh lebih besar dibanding honor yang diterimanya dengan bekerja di kantor bupati Aceh Singkil.
Penduduk Desa Kilangan, Kecamatan Singkil tersebut mulai menanam buah tin pada Maret 2018, dengan tujuan obati penyakit kanker payudara yang menggerogoti sang bunda.
Baca: Mantan Bandar Narkoba Sebut Ada Artis Lain yang Akan Ditangkap Setelah Nunung, Siapa Dia?
Baca: Cinta Terlarang Kakak-Adik, Ternyata Sang Kakak Sering Diejek Tak Jantan
Baca: BREAKING NEWS - Rumah Wartawan Serambi di Agara Diduga Dibakar OTK
Setelah pengobatan melalui kemotrapi yang dijalani ibunya sejak didiagnosa terkena kanker payudara 2017 lalu terasa sangat berat.
Mengingat harus dilakukan di Banda Aceh, dengan biaya besar.
Belum lagi kondisi tubuh Halimah drop sehabis melakukan kemotrapi.
"Mengobati kanker melalui kemotrapi, tapi biaya besar. Saya baca di internet buah tin dapat mengobati kanker. Sejak saat itulah saya tanam," kata Doni, Selasa (30/7/2019).
Berbekal uang Rp 100 ribu Doni pesan bibit buah tin kepada seseorang di tanah Jawa.
Bibit tanaman yang dikenal sebagai buah surga itu, ia pelihara bermodalkan pengetahuannya dengan membuka mesin pencarian google.
Baca: VIDEO - Polisi Tangkap Dua Mobil Bermuatan Kayu Ilegal
Baca: VIDEO - Gempar Unjukrasa di Simeulue Terkait Video Pribadi Bupati
Baca: Selaksa Kisah Rumoh Nekyah di Gampong Ulee Gle
Menunggu berbuah, Doni mencoba meramu daun tin menjadi teh.
Dengan cara dijemur setelah itu diseduh air panas dan diminumkan kepada sang bunda.
Lagi-lagi pengetahuan ini dipelajarinya secara otodidak dengan berselancar di dunia maya.
"Mengenai buah tin saya juga baca dalam Alquran," tukasnya.
Hasilnya diluar diugaan.
Sang bunda kondisi fisiknya yang semula lemah pelan-pelan kembali bugar.
Bahkan sang ayah Gusrinto, yang awalnya tak sependapat jika Doni sebagai sarjana teknik komputer berprofesi sebagai petani kubun tin, kini paling rajin konsumsi teh daun buah surga itu.
"Ayah setiap pagi minum, kalau ibu malah harus dibujuk," ujar Doni.
Pengakuan Doni, dibenarkan Gusrinato, berkat mengonsumsi teh daun tin kolesterolnya menjadi stabil.
"Enak, kolesterol stabil," kata Gusrinato sambil merangkul bahu anak pertamanya itu.
Berangakat dari keberhasilannya mengobati sang ibu, Doni lantas menawarkan buah tin serta teh daun tin yang telah dikemas baik melalui media sosial.
Jualannya mendapat respons baik, bukan hanya di Aceh Singkil.
Penduduk asal Banda Aceh dan Aceh Timur, kini juga menjadi pelangggan Doni.
Doni menanam buah tin dengan manfaatkan lahan kosong ukuran 5x5 meter di belakang rumah orang tuannya di Desa Kilangan.
Dari sekitar 700 jenis buah surga, ayah satu anak ini memiliki sekitar 30 jenis di antaranya asal Irak, Palestina, Libanon dan Prancis.
Menurut Doni, sejak pembibitan sampai menanam dengan perawatan baik buah tin sudah bisa dipanen dalam kurun empat bulan.
Mengenai jenis buah tin yang dimilikinya dapat dibedakan dengan cara melihat lekuk daun serta warna buah.
Buah tin dari kebun Doni dijual Rp 50 ribu per kilo untuk jenis buah kuning dan hijau.
Sedangkan yang warna hitam berasal dari Irak dijual Rp 100 ribu per kilo dan buah tin warna merah dijual Rp 65 ribu per kilo.
Sedangkan teh daun tin kemasan 25 gram dijual Rp 20 ribu.
"Sebulan rata-rata dapat Rp 1,5 juta. Khusus bulan ini sudah dapat Rp 2,2 juta," ujarnya.
Tanaman surga milik Doni, mengundang penasaran warga.
Tak mengherankan walau belum tertata baik, karena terbatas modal kebun tin milik Doni kerap kedatangan pengunjung.(*)