ISBI Aceh
Tim Tari ISBI Aceh Juara di Institut Kesenian Jakarta
Tim ISBI Aceh berhasil mengungguli 22 tim lainnya dari perguruan tinggi seni seluruh Indonesia.
Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Mursal Ismail
Tim ISBI Aceh berhasil mengungguli 22 tim lainnya dari perguruan tinggi seni seluruh Indonesia.
Tim Tari ISBI Aceh Juara di Institut Kesenian Jakarta
Laporan Eddy Fitriady | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO – Tim tari dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh berhasil meraih juara pertama (Penyaji Unggulan I) pada Contemporary Dance Competition ‘ChoreoJam 2019’.
Kompetisi tersebut dilaksanakan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), 27-28 Juli di Teater Luwes IKJ, Jalan Cikini Raya Nomor 73 Jakarta.
Skuad yang dipimpin Benni Andika MSn ini sukses membawa pulang sertifikat penghargaan, plakat, dan uang pembinaan.
Baca: Sampah Menumpuk di Saluran Tambak Kawasan Objek Wisata Mantak Tari
Tim besutan Benni Andika MSn terdiri atas Fitra Airiansyah MSn sebagai pembimbing karya, Fadlan Auliananda sebagai koreografer, M Safrizal dan Fadlan Auliananda sebagai penari.
Selain itu ada Rahmat Amjusfa sebagai penata musik, Andi Saputra sebagai penata lighthing, dan Mirza pelani sebagai kru.
Tim ISBI Aceh berhasil mengungguli 22 tim lainnya dari perguruan tinggi seni seluruh Indonesia.
Baca: 9 Nelayan Aceh Barat Tercebur ke Laut, Boat Penolong Hanya Selamatkan 2 Orang, Ini Alasannya
Pimpinan Produksi Tim Tari ISBI Aceh, Benni Andika MSn kepada Serambinews.com, Senin (29/7/2019) mengatakan, pihaknya bersyukur dapat menjadi pemuncak pada kompetisi tari kontemporer yang digelar IKJ.
“Alhamdulillah, ISBI Aceh meraih juara terbaik penyaji 1 kategori duet/solo, dan juara 4 kategori solo/tunggal pada kompetisi tari kontemporer ini,” ujarnya.
Penampilan dengan judul ‘Hilang’, lanjut Benni, menceritakan tentang kehilangan sosok seseorang yang sangat dicintai, sehingga memunculkan rasa takut dan gelisah secara berlebihan.
Baca: VIDEO – Jamaah Haji Aceh Terima Uang Wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Rp 4,5 Juta Per Orang
“Karya tari ini diangkat dari sebuah pengalaman hidup koreografer saat kehilangan sosok ayah. keadaan ini membuat koreografer mengalami shock yang berkepanjangan secara mendalam,” jelasnya.
Sementara sang koreografer, Fadlan Auliananda menambahkan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa seni tari.
Lewat even tersebut, mahasiswa tidak hanya bisa mengembang ilmu berkoreografi, tapi juga bersilaturahmi dengan teman-teman di bidang tari kontemporer dari luar Aceh.