Dr Fadjri Alihar, Rela Disebut Doktor Gila Demi Menarik Wisatawan ke Singkil
Meski penampilannya biasa-biasa saja, tapi putra asli Singkil ini ternyata salah seorang peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
FADJRI Alihar bukanlah orang sembarangan. Meski penampilannya biasa-biasa saja, tapi putra asli Singkil ini ternyata salah seorang peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ia saat ini sangat aktif mengembangkan potensi parawisata di Aceh Singkil untuk menarik kedatangan wisatwan. Bahkan, demi hal tersebut, Fadjri sampai disebut sebagai doktor gila karena membangun rumah besar yang di dalamnya diisi dengan barang bekas.
Hasratnya ini didasari penilaian kalau pariwisata merupakan potensi besar yang berada di depan mata demi menyejahterakan rakyat yang menghuni tanah kelahiran Syekh Abdurrauf As Singkili. Doktor lulusan Univesitas Kassel Jerman itu mengaku pernah melakukan penelitian wisata di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar). Berdasarkan hasil penelitiannya, potensi pariwisata Mentawai kalah jauh dibanding objek wisata yang dimiliki Aceh Singkil, seperti Kepulauan Banyak dan Rawa Singkil. “Namun industri pariwisata Mentawai jauh lebih maju karena mereka mengelolanya dengan serius,” ulas Fadri saat diwawancarai Serambi di Sapo Belen (rumah besar) di Desa Pulo Sarok, Singkil, Minggu (4/8).
Belajar dari Mentawai, ucapnya, perlu partisipasi semua pihak dalam memajukan pariwisata Aceh Singkil, mulai pemerintah, pengusaha, hingga masyarakat. “Pemerintah fokus dalam pembenahan infrastruktur pendukung pariwisata yang selama ini menjadi faktor penghambat kemajuan. Sedangkan masyarakat berbuat sesuai kemampuan masing-masing,” terangnya.
Ia mencotohkan dirinya sendiri yang membangun rumah dengan bentuk anomali (unik) agar menarik wisatawan mancanegara. Rumah bernama Sapo Belen (rumah besar) di Desa Pulo Sarok, Singkil itu diisi dengan barang bekas. Tingkahnya itu sempat membuat Fadjri disebut doktor gila oleh sejawatnya sesama peneliti di LIPI. Namun begitu, kreativitasnya tersebut berhasil memikat para wisatawan. “Bahkan, teman-teman saya di Jakarta meminta diri diajak berkunjung ke Sapo Belen,” ungkap Fadjri.(dede rosadi)