KH Maimun Zubair Meninggal Dunia di Mekkah, Jokowi dan Kenangan Sorban Hijau Mbah Moen

Selain dikenal sebagai ahli fikih, Mbah Moen biasa dimintai doa dan restu para pejabat dan tokoh bangsa.

Editor: Faisal Zamzami
Instagram Jokowi
Jokowi dan Kenangan Sorban Hijau Mbah Moen 

SERAMBINEWS.COM - Sosok ulama NU kharismatik KH Maimun Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen, mengembuskan nafas terakhir hari ini, Selasa (6/8/2019) saat melakukan rangkaian ibadah haji di Mekkah.

Selain dikenal sebagai ahli fikih, Mbah Moen biasa dimintai doa dan restu para pejabat dan tokoh bangsa.

Pada ajang Pilpres kemarin, kedua paslon baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto juga mengunjungi dan meminta restu Mbah Moen ke Pondok Pesantren Al-Anwar miliknya di Rembang.

Bahkan Presiden Jokowi sempat menerima sorban hijau dari Mbah Moen.

Kejadian tersebut berlangsung di Hotel Fairmont Jakarta, April 2019 silam.

Selain dengan Mbah Maimun, Jokowi juga bertemu dengan Habib Luthfi bin Yahya.

Presiden Jokowi pun menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Mustayar Nahdlatul Ulama KH Maimun Zubair.

"Innalilahi Wainnailaihi Rajiun, telah berpulang ke hadirat Allah swt KH Maimun Zubair di Makkah tadi pagi," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

 Jokowi mengatakan, Mbah Moen adalah kiai kharismatik yang selalu menjadi rujukan-rujukan bagi umat Islam terutama dalam hal fiqih.

Ia juga sangat gigih dalam menyampaikan masalah NKRI harga mati.

"Oleh sebab itu kita sangat kehilangan dan atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia kita semua ikut berbela sungkawa atas wafatnya beliau," kata Jokowi.

S
Ulama kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimun Zubair bersama dengan abdi dalemnya, Muhammad Jibril saat di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta sebelum berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah.(Dokumen Muhammad Jibril)

Berpulangnya Mbah Moen meninggalkan duka bagi seluruh pihak, salah satunya Ketua DPW PKB Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori.

Ulama yang Teduh

Pria yang juga mengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Tinggi (API) Tegalrejo tersebut mengaku sangat kehilangan.

Pasalnya Mbah Moen merupakan sosok ulama yang teduh walaupun terlibat langsung di politik.

"Kita kehilangan sosok ulama yang teduh, meski beliau terlibat langsung di politik," katanya kepada Kompas.com, Selasa (6/8/2019).

Meski Mbah Moen terlibat langsung dalam politik, namun menurutnya, beliau dianggap mampu menjaga netralitasnya sebagai ulama.

"Walaupun terlibat politik secara langsung yang kadang-kadang membuat kita berbeda pandangan dan bersinggungan dengan tokoh-tokoh lain namun sangat mampu menjaga diri hingga marwah keulamaannya terjaga," lanjut Gus Yusuf, begitu dia akrab disapa.

Dari pengakuan Ketua DPW PKB Jawa Tengah tersebut pula, siapa pun boleh berkunjung ke kediaman Mbah Moen, tanpa ada batasan.

"Siapapun boleh datang ke rumahnya, karena beliau memang sesepuh umat. Dan tanpa ada sekat-sekat apapun," ujar nya.

Gus Yusuf terakhir kali datang ke rumah Mbah Moen pada hari terakhir bulan Ramadan lalu tepatnya menjelang lebaran.

Selama kurang lebih dua jam, bercerita tentang sejarah perjuangan ulama-ulama sepuh dalam mengusir penjajah.

Menurutnya, itulah kebiasaan dari Mbah Moen saat yang muda-muda datang ke rumahnya.

Seakan berwasiat untuk jangan meninggalkan jejak para sesepuh pahlawan bangsa. Hal itu lah yang membuat Gus Yusuf merasa kangen dengan Mbah Moen.

Baca: Mahasiswi S-3 Berusia 24 Tahun Bunuh Diri karena Tak Tahan Diejek, Pacarnya Tuntut Pihak Kampus

Baca: Sejumlah Pejabat Ini Mundur karena Negaranya Sering Mati Listrik, Dianggap Tak Serius Urus Listrik

Dari Rembang Belajar ke Mekkah hingga Berpulang di Tanah Suci...

Calon presiden Joko Widodo bertemu KH Maimun Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya sebelum menghadiri Rapat Umum Rakyat di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (13/4/2019) sore.(Istimewa)
Calon presiden Joko Widodo bertemu KH Maimun Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya sebelum menghadiri Rapat Umum Rakyat di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (13/4/2019) sore.(Istimewa) 

Pada usia 21 tahun, Maimun Zubair meninggalkan kampung halaman di Rembang, Jawa Tengah, menuju Mekkah, Arab Saudi.

Dikutip dari nu.or.id, di Tanah Suci, Mbah Moen belajar mengaji.

Ia berada di bawah bimbingan Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lain.

Mbah Moen adalah putra ulama Kiai Zubair.

Ayahnya merupakan seorang alim dan faqih, murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.

 Selain di Tanah Suci, Mbah Maimun juga belajar mengaji di sejumlah pesantren di tanah Jawa, di antaranya Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim.

Saat berguru di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Mbah Maimun merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.

Selain itu, Mbah Maimun juga mengaji ke beberapa ulama di Jawa.

Para ulama itu di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), dan Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban). Hingga akhirnya Mbah Moen dikenal sebagai seorang alim, faqih, sekaligus muharrik (penggerak).

Ia kerap menjadi rujukan ulama Indonesia dalam bidang fiqh karena menguasai secara mendalam ilmu fiqh dan ushul fiqh.

Kitab-kitab yang pernah ia tulis, seperti Al-Ulama Al-Mujaddidun, menjadi rujukan para santri.

Pada 1965, Mbah Moen mulai mengembangkan Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Pesantren ini menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.

Kini, Mbah Moen, kelahiran 28 Oktober 1928, telah berpulang. Ia meninggal dunia saat tengah menjalankan ibadah haji.

Rencananya, jenazah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu akan dishalatkan di Masjidil Haram.

Setelah itu, jenazah Mbah Maimun Zubair akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Ma'la, salah satu tempat pemakaman tertua di kota Mekkah.

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Selamat jalan, Mbah Moen....

Baca: Gadis Cantik 14 Tahun Ini Tewas Diterkam Beruang saat Hendak Beli Cokelat dan Jus

Baca: Iran Pamer Rudal Terbaru, Siap Melawan Bila Diserang Amerika Serikat

Baca: Kepala BNPB Kunjungan Kerja ke Aceh, Ini Rangkaian Kegiatan Jenderal Doni Monardo

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi dan Kenangan Sorban Hijau Mbah Moen"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved