Luar Negeri
Iran Pamer Rudal Terbaru, Siap Melawan Bila Diserang Amerika Serikat
Rudal "Balaban" merupakan rudal yang dipandu GPS dan sensor, serta dilengkapi sayap lipat dan dapat dipasang di bawah pesawat
Perilisan rudal-rudal terbaru Iran itu dilakukan di tengah situasi ketegangan yang terus meningkat antara Teheran dengan Washington di wilayah Teluk
SERAMBINEWS.COM - Iran memperkenalkan tiga jenis rudal kendali presisi terbaru mereka, Selasa (6/8/2019), menunjukkan kesiapan negara itu untuk mempertahankan diri dari serangan AS.
Lini terbaru rudal Iran tersebut, yang diberi nama " Yasin", " Balaban" dan seri " Ghaem", dikembangkan bersama oleh kementerian pertahanan dengan Sa Iran, atau yang dikenal juga dengan Industri Elektronik Iran.
Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Amir Hatami memuji perilisan rudal-rudal tersebut sebagai pencapaian penting lain dalam kekuatan dan martabat Republik Islam Iran.
Baca: Heboh! Sekelompok Lelaki dan Wanita Berjilbab Gelar Ritual Aneh di Lokasi Tapak Tuantapa
Baca: 4.000-an Pasutri di Gayo Lues Terkesan Masih Bodong, Penyebabnya Terungkap
"Ini menunjukkan bahwa terlepas dari kekejaman dan konspirasi Amerika bersama para tentara bayarannya, kementerian pertahanan tidak akan ragu meski sejenak dalam membela republik Islam dan untuk memperluas keamanan," ujarnya, dikutip kantor berita Fars.
Dilaporkan Fars, rudak "Yasin" merupakan rudal kendali pintar udara-ke-udara dengan sayap lipat yang dapat ditembakkan dengan jarak 50 kilometer dari sasaran, serta dapat ditembakkan dari pesawat berawak maupun tak berawak.
Rudal "Balaban" merupakan rudal yang dipandu GPS dan sensor, serta dilengkapi sayap lipat dan dapat dipasang di bawah pesawat.
Baca: Diwarnai Kartu Merah, Persija Jakarta Kalah, PSM Makassar Juara Piala Indonesia 2018
Baca: Jadi Penyebab Penembakan Massal, Haruskah Penyakit Mental dan Video Game Disalahkan?
Sementara rudal seri terbaru "Ghaem" merupakan rudal pencari panas dan memiliki beberapa seri.
Perilisan rudal-rudal terbaru Iran itu dilakukan di tengah situasi ketegangan yang terus meningkat antara Teheran dengan Washington di wilayah Teluk.
Hubungan antara Iran dengan AS semakin memburuk setelah Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang ditandatangani Iran dengan negara-negara kekuatan dunia.
Amerika Serikat pun kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran.
Baca: Gadis Cantik 14 Tahun Ini Tewas Diterkam Beruang saat Hendak Beli Cokelat dan Jus
Baca: Pemerintah Daerah di Aceh Harus Mampu Ubah Mindset Masyarakat Sehingga Wellcome dengan Investor
Iran pada bulan Juni lalu telah menembak jatuh drone pengintai milik AS, Global Hawk, yang disebut telah melanggar wilayah udara mereka.
AS sempat berupaya membalas dengan melancarkan serangan udara namun Presiden Donald Trump membatalkannya pada menit-menit terakhir.
Sementara pada Juli, giliran AS yang mengklaim jika kapal perang AS, USS Boxer, telah menjatuhkan dua pesawat nirawak Iran, yang langsung dibantah Teheran.
Jaringan televisi AS mengatakan, drone milik Iran itu dijatuhkan menggunakan sinyal atau gelombang elektronik yang menonaktifkan fungsi kendali penerbangan dari pesawat nirawak tersebut.
Baca: Basaria Panjaitan Tak Lolos Tes Psikologi Calon Pimpinan KPK, Begini Komentarnya
Baca: Agar Bisa Kabur dari Penjara, Bandar Narkoba Ini Menyamar Jadi Anak Gadisnya, Akhirnya Ketahuan