Info Haji 2019
Katering Haji Dihentikan Sementara, Ini yang Dilakukan JCH Aceh
Menurut seorang mukimin dari Madura Syarifuddin (40), ada kebiasaan di musim haji, yaitu pada puncak haji harga-harga akan naik.
Menurut seorang mukimin dari Madura Syarifuddin (40), ada kebiasaan di musim haji, yaitu pada puncak haji harga-harga akan naik.
Katering Haji Dihentikan Sementara, Ini yang Dilakukan JCH Aceh
Laporan Mohd Din | Mekkah
SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Sesuai ketentuan, layanan konsumsi katering untuk jamaah calon haji (JCH) Indonesia, termasuk Aceh dihentikan sementara menjelang dan setelah puncak haji mulai 5 Zulhijjah atau Selasa (6/8/2019) hingga 15 Zulhijjah, Jumat (16/8/2019).
Oleh karena itu, amatan Serambinews.com, sejak Selasa (6/8/2019) hingga hari ini, Rabu, ribuan JCH Aceh yang tinggal di "Kampung Aceh" Maktab Syisyah, Rabu (7/8/2019) pagi menyerbu lapak penjual sarapan pagi.
Pasalnya, sebagian jamaah khawatir tidak kebagian karena yang membeli sangat banyak.
Sementara permintaan naik, harga sarapan pagi pun meningkat. Lima hari lalu, satu kotak nasi plus ikan satu potong atau telur dadar satu buah masih ada yang 4 riyals atau Rp 16.000 per kotak.
Sedangkan hari Selasa dan Rabu hari ini, harga per kotak nasi ukuran yang sama minimal 5 riyals atau Rp 20.000.
Harga sayur kangkung, bayam atau pare, satu porsi 1 riyal, hari ini menjadi 2 riyals atau beli 3 dapat 5 riyals.
Demikian juga harga ikan, satu potong biasa 2 sampai 3 riyals, sekarang antara 3 hingga 4 riyals.
Baca: Di Australia Padam Listrik Setengah Hari, Ganti Rugi Sebulan, Bagaimana di Indonesia?
Baca: Kejari Aceh Barat Musnahkan 40 Amunisi, Rokok Ilegal Hingga Narkotika
Baca: Pernah Dijuluki Hercules Kecil dan Bocah Terkuat di Dunia, Sekarang Tubuh Richard Sandrak Berubah
Sementara selama suplai katering berhenti, jamaah mencari konsumsi alternatif seperti mie dan roti. Ada juga yang memesan katering dengan harga bervariasi.
Menu makan siang sederhana seperti satu porsi nasi putih dan satu potong ikan dapat 5 atau 6 riyal.
Menu yang lebih lengkap, satu kotak terdiri satu porsi nasi, lauk yang lumayan besar atau banyak dan satu porsi sayur tanpa buah 12 riyal atau Rp 48.000.
Penjual makan sebagian besar dari Madura, Jawa dan Pattani.
Di toko-toko yang menjual berbagai keperluan seperti tikar untuk dibawa ke wukuf, biasanya 8 riyal, sekarang 10 riyal.
Buah-buahan seperti apel, pir, sankis dan delima biasanya 10 riyals per kg, sekarang jadi 15 riyals atau Rp 60.000 per kg.
Menurut seorang mukimin dari Madura Syarifuddin (40), ada kebiasaan di musim haji, yaitu pada puncak haji harga-harga akan naik.
Harga kembali turun setelah jumlah jamaah berkurang.
Menurut Syarifuddin, sebagian besar bahan kebutuhan jamaah haji di Mekkah didatangkan dari Indonesia dan Thailand Selatan, kecuali buah-buahan.
Di toko sekitar maktab JCH Aceh banyak dijual mie, beras dan bumbu dari Indonesia. "Kecuali rokok, kadang-kadang ada," katanya.
Seperti diberitakan tribunnews.com sebelumnya, sesuai ketentuan, layanan konsumsi katering untuk JCH Indonesia akan dihentikan sementara saat puncak haji mulai 5 Zulhijah atau menjelang dan setelah puncak haji.
Hal ini disebabkan kondisi jalanan di Kota Mekkah padat, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan distribusi konsumsi katering.
Kepala Seksi Katering Daerah Kerja Mekkah, Beny Darmawan, mengatakan, penghentian sementara konsumsi jamaah haji ini akan dilakukan selama lima hari, yakni tiga hari sebelum dan dua hari setelah masa puncak haji.
"Konsumsi dihentikan pada 5, 6, 7, 14, dan 15 Zulhijah," kata Beny.
Beny menyampaikan jamaah haji tak perlu khawatir selama masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jamaah akan memperoleh 15 kali makan.
"Jamaah tidak perlu khawatir tidak memperoleh makan selama masa puncak haji. Sejak tiba di Arafah pada 8 Zulhijah siang, jamaah sudah mulai mendapatkan makan," ujar Beny.
Penyediaan konsumsi di Armuzna akan berakhir dengan diberikannya makan siang pada 13 Zulhijah. Selain itu, jamaah memperoleh satu paket makanan siap saji.
"Di dalamnya terdapat mi instan yang bisa langsung diseduh dengan air panas, roti, biskuit, kopi, maupun teh sachet," katanya.
Beny menambahkan bahwa ada 30 kloter yang mengakhiri jadwal penerimaan konsumsinya sebelum 5 Zulhijah. Itu terjadi karena setiap jemaah haji di Mekkah mendapat jatah katering 40 kali.
"Nah, ada 30 kloter yang sebelum masa puncak haji, jatah makan di Mekkah sudah berakhir, karena telah memperoleh 40 kali makan," ujar Beny.
Terkait hal ini, pihaknya sudah menginformasikan kepada kepala sektor maupun perangkat kloter yang ada, untuk disosialisasikan kepada jemaah haji. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Layanan Konsumsi Katering Dihentikan Saat Puncak Haji, Jemaah Tak Perlu Khawatir, https://www.tribunnews.com/haji/2019/08/03/layanan-konsumsi-katering-dihentikan-saat-puncak-haji-jemaah-tak-perlu-khawatir.