Pendidikan
Tiga Tahun Belajar di Lantai, Tiap Hari Guru dan Murid SDN 6 Pirak Timu Ini Kesulitan ke Kamar Mandi
Karena saat ini ruangan di sekolah itu belum tersedia. Jika tidak dibangun dalam waktu dekat, dikhawatirkan tak dapat digunakan ketika mulai sekolah
Penulis: Jafaruddin | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Proses belajar mengajar di SD Negeri 6 Pirak Timu, Aceh Utara di Desa Meunye VII, sudah berlangsung selama tiga tahun.
Namun hingga kini siswa sekolah itu masih belajar di lantai karena tiga ruang belajar di sekolah itu belum memiliki kursi dan meja belajar.
“Setiap murid yang ingin masuk lokal harus membuka sepatunya supaya lantai tidak kotor. Karena lantai ruangan tersebut dimanfaatkan sebagai tempat belajar murid, akibat belum ada kursi dan meja belajar,” ujar Kepala SDN 6 Pirak Timu, M Samin SPd kepada Serambinews.com, Rabu (7/8/2019).
Baca: Semburan Gas Berhenti, Pihak Terkait Harus Segera Tutup
Baca: Scoopy Merah Putih Sudah Bisa Dipesan
Baca: Natural Food Juara Festival Ekonomi Syariah
Disebutkan, proses belajar mengajar di lantai tersebut sudah berlangsung sejak sekolah tersebut mulai menerima murid baru pada 2017.
“Ketiga lokal yang belajar di lntai sehingga prosesnya tidak maksimal,” ujar M Samin.
Persoalan lain yang menjadi kekhawatiran pihaknya, jika nanti murid kelas tiga naik kelas empat, pada tahun ajaran baru, belum ada ruangan untuk mereka.
Karena saat ini ruangan di sekolah itu belum tersedia. Jika tidak dibangun dalam waktu dekat, dikhawatirkan tak dapat digunakan ketika mulai sekolah di tahun ajaran baru.
“Dana operasional sekolah memang ada, tapi selama ini kita gunakan untuk kebutuhan sekolah, dan belum bisa kita gunakan untuk pengadaan mobiler,” ujarnya.
Persoalan lain yang menyebabkan guru dan murid kesulitan selama ini, setiap hari harus masuk ke masjid yang berjarak 200 meter dan meunasah 100 meter ketika hendak buang air besar atau ke kamar mandi, karena belum memiliki MCK.
Terkadang, kata M Samin, murid atau guru menumpang di rumah warga sekitar jika sudah mendesak.
“Ini juga sudah berlangsung lama, karena sekolah kami belum ada MCK,” katanya.
Jumlah murid di sekolah tersebut dari tiga lokal saat ini sudah mencapai 67 orang yang berasal dari sekitar sekolah.(*)