Angkut Sapi Pakai Perahu, Sulitnya Distribusi Sapi Kurban di Jalur Perbatasan Aceh Timur dan Tamiang

"Khusus jalur menuju Aceh Timur infrastrukturnya memang sulit dijangkau," kata relawan

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Sapi kurban yang akan dikirim ke Rantaupanjamg, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur harus diangkut menggunakan perahu. Perjalanan ini memakan waktu sekira tiga jam. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dua dari lima ekor sapi itu langsung dinaikkan ke perahu selepas diturunkan dari mobil pikap.

Selama kurang lebih tiga jam melalui perjalanan air, para relawan yang membawa sapi kurban itu kembali melanjutkan perjalanan darat menantang.

Jalur distribusi hewan kurban di daerah perbatasan Aceh Tamiang dengan Aceh Timur memang cukup berat.

Baca: Cicil Rp 6.000 Per Hari, Abang Becak hingga Penjual Gorengan Bisa Berkuban Sapi

Tidak hanya harus melalui perjalanan darat yang melewati jalan bergelombang, relawan juga harus mengangkut sapi kurban menggunakan perahu.

Tahun ini, sasaran daerah kurban berada di lima desa, yakni Desa Rantaupanjang dan Batusumbang, Kecamatan Simpang Jernih yang merupakan bagian dari Aceh Timur.

Kemudian tiga Kampung di Kabupaten Aceh Tamiang yaitu Kampung Payatampah, Kecamatan Karangbaru, Kampung Bandungjaya, Kecamatan Manyakpayed dan MIS Al Kautsar di Kampung Jamborambong, Kecamatan Bandarpusaka.

Baca: Bandara SIM Ditutup Sementara, Warga dan Petugas Shalat Ied di Pelataran Parkir

"Khusus jalur menuju Aceh Timur infrastrukturnya memang sulit dijangkau," kata relawan dari Gerakan Berbagi Tamiang (Gebetan) Hendra Vramenia, Minggu (11/8/2019).

Hendra menyebut pendistribusian ke Rantaupanjang paling menantang.

Pikap yang mengangkut sapi harus melalui jalan berdebu menanjak di Kampung Batubedulang.

"Kami harus hati-hati. Bila tidak pikap bisa saja terbalik," ujarnya.

Baca: Seorang Warga Aceh Timur Ditembak di Kebun Durian, Pelaku dan Korban Saling Kenal

Setelah menaklukkan jalur menanjak bukan berarti perjuangan berakhir.

Justru jalur berikutnya terbilang lebih menantang karena harus menyeberangi arus sungai yang cukup kuat.

Riak air sesekali membuat sapi yang "didudukkan" di perahu berguncang.

Kondisi ini berlangsung selama hampir tiga jam.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved