Minyak dan Gas
Diduga Punya Potensi Besar, Perusahaan Migas Singapura Cari Sumber Minyak di Singkil dan Meulaboh
Sebelumnya, sejumlah perusahaan juga sedang melakukan aktivitasnya di Aceh seperti Repsol, Mubadala Petroleum, dan Primer Oil.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dunia industri minyak dan gas (migas) Aceh tampak semakin menggeliat.
Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah perusahaan migas semakin gencar melakukan aktivitasnya di Aceh.
Perusahaan asing maupun BUMN ini ada yang sudah melakukan eksplorasi dan sebagian masih joint study.
Terbaru, perusahaan migas asal Singapura, Conrad Petroleum akan melakukan Joint Study di wilayah perairan Barat-Selatan Aceh, yaitu meliput wilayah blok Singkil dan Blok Meulaboh.
Conrad Petroleum merupakan perusahaan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi (migas) Singapura dengan kantor pusat operasionalnya di Jakarta.
Baca: Global Qurban-ACT Sebarkan Hewan Kurban untuk Jutaan Penerima Manfaat di Indonesia dan Dunia
Baca: Pria Ini Gagalkan Serangan Bersenjata di Masjid Norwegia, Aksi Teror Pelaku Lukai Seorang Jamaah
Baca: Eka Asriani, Si Dokter Kecap Manis yang Selalu Dirindui Calon Pengantin
Saat ini, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM sudah mengeluarkan izin kepada Conrad Petroleum ntuk melakukan Joint Study terhadap wilayah perairan Meulaboh sampai Singkil.
Perwakilan Conrad Petroleum, Radian Zuhri Hartama saat bertemu dengan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Banda Aceh, Rabu (7/8/2019) lalu mengatakan, Joint Study di perairan Meulaboh hingga Singkil itu dilakukan untuk menilai potensi minyak dan gas bumi di wilayah tersebut.
“Analisis dan evaluasi teknis ini meliputi penilaian ekonomi geologi, geofisika dan reservoir untuk kegiatan eksplorasi lanjutan,” ujar Radian.
Dalam melakukan Joint Study Assesment (JSA) tersebut, kata Radian, pihaknya saat ini ikut menggandeng Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Trisakti.
Namun ke depan, Conrad juga akan melibatkan kampus lokal, yakni Universitas Syiah Kuala.
Sementara itu Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meminta agar tahapan Join Study yang akan dilaksanakan oleh perusahaan tersebut dapat dilakukan degan terukur dan benar.
Sebab, lanjut dia, aktivitas penambangan sumber daya alam sangat rentan dengan kerusakan lingkungan.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdi Nur mengingatkan agar Conrad melakukan koordinasi yang intens dengan semua stakeholder di Aceh.
Sebab, dalam proses pengembangan dan pemanfaatan minyak dan gas bumi, Aceh memiliki peraturan khusus yakni PP Nomor 23 tahun 2015 tentang Minyak dan Gas Aceh.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan juga sedang melakukan aktivitasnya di Aceh seperti Repsol, Mubadala Petroleum, dan Primer Oil.
Bahkan perusahaan nasional, Pertamina Hulu Energi (PHE) juga sedang melakukan pencarian sumber minyak baru di Selat Melaka.(*)