Sosok Inspiratif
Eka Asriani, Si Dokter Kecap Manis yang Selalu Dirindui Calon Pengantin
Melalui program Kecap Manis ini pula ia terpilih sebagai dokter teladan tingkat kabupaten tahun 2019 dan mewakili Bireuen untuk perlombaan dokter tel
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - dr Eka Asriani Dewi, namanya.
Wanita kelahiran Bangkinang, Riau 15 Mei 1983 ini terbilang bukan dokter biasa.
Ia punya pengalaman menarik, dan sederet prestasi.
Salah satunya lewat kelas edukasi calon pengantin menuju pernikahan sehat dan harmonis, atau disingkat Kecap Manis.
Melalui program Kecap Manis ini pula ia terpilih sebagai dokter teladan tingkat kabupaten tahun 2019 dan mewakili Bireuen untuk perlombaan dokter teladan tingkat provinsi.
Baca: Uswatun Hasanah, Gadis Pidie Lulusan Terbaik & Tercepat di UIN Sunan Kalijaga, Miliki IPK Fantastis
Baca: Sisi Lain Mahdalena, First Lady Pidie, Mengasuh Bayi Sendiri, Beberkan Makanan Kesukaan Abusyik
Baca: Kisah Istri Wali Kota Lhokseumawe Temani Suaidi dari Bergerilya di Rimba hingga ke Meuligoe
Apa itu Kecap Manis?
Eka menuturkan, selama ini hanya calon pengantin wanita yang diperiksa kesehatan sebelum pernikahan dan umumnya begitu.
Lewat program Kecap Manis pengantin laki-laki juga harus diperiksa kesehatannya sebelum pernikahan.
"Dan itu penting. Kalau dulu hanya wanita yang diperiksa kesehatannya, sedangkan laki-laki tidak, sekarang di Peusangan Selatan kedua calon mampelai harus periksa kesehatan agar menjadi pengantin sehat dan bahagia dan jauh dari
penyakit berbahaya,” ujar dokter Puskesmas Peusangan Selatan, Bireuen ini kepada Serambinews.com, Senin (12/8/2019) .
Saat awal dijalankan, Kecap Manis sulit dilakukan dan banyak tantangan.
Namun sekarang sudah lancar semua.
Eka menerapkan sistem jemput bola.
Artinya, setiap pasangan yang sudah mendaftar ke KUA langsung dikoordinasikan dengan Puskesmas.
Tim yang diutus kemudian berangkat melakukan bimbingan serta memeriksa kesehatan keduanya.
Sekarang, inovasi Kecap Manis yang dijalankannya mendapat sambutan positif.
Pasangan calon pengantin dengan senang hati mengikuti bimbingan.
Keduanya dengan senang hati juga mengikuti pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.
Menurut Eka, jadi ada kelas edukasi sebelum melaksanakan pernikahan.
Tujuannya agar kedua mereka dalam keadaan sehat, jauh dari penyakit berbahaya.
“Ada kerja sama dengan KUA dan setiap pasangan yang sudah mengikuti kelas edukasi kami berikan satu buku saku untuk dibaca bagi mereka, buku berisi berbagai hal tentang pernikahan dan kesehatan,” ujar wanita yang bersuamikan juga seorang dokter.
Eka mengaku mengaku setiap hari melakukan koordinasi dengan KUA, perangkat desa dan jajaranya di
Puskesmas Peusangan Selatan.
Program Kecap Manis menjadi salah caranya meningkatkan derajat kesehatan keluarga, masyarakat maupun generasi muda.
Tentu saja demi tujuan tersebut, sentuhan inovasi yang digagas Eka melalui program Kecap Manis akan selalu dirindui calon pengantin yang melangsungkan pernikahan.(*)